Persewaan Baju Wisuda Kediri pesan sekarang toga anda ke 0812 1661 9060
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
0812 1661 9060
Kediri adalah sebuah kota Indonesia, yang terletak di dekat Sungai Brantas di provinsi Jawa Timur di pulau Jawa. Ini adalah salah satu dari dua ‘Daerah Tingkat II’ yang memiliki nama ‘Kediri’ (Yang lainnya adalah Kabupaten Kediri).
Artefak arkeologi yang ditemukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa wilayah di sekitar Kediri mungkin adalah lokasi Kerajaan Kediri, sebuah kerajaan Hindu pada abad ke-11. [1]
Kota ini adalah pusat perdagangan utama untuk industri gula dan rokok Indonesia.
Sejarah
Lembah Sungai Brantas dikenal sebagai situs budaya Jawa klasik, khususnya antara abad 10 dan 15. Kota Kediri didirikan oleh Raja Airlangga di tepian sungai Brantas bagian atas pada 1042. Awalnya bernama Dahanapura atau Daha. Setelah kematian Airlangga kerajaannya dibagi menjadi dua bagian: kerajaan Panjalu di barat, dan kerajaan Janggala di timur. Daha menjadi ibu kota Panjalu, dan kemudian ibu kota kerajaan Kediri. [3]: 146–147.158 Selama berabad-abad, kendali kota diteruskan ke kerajaan Singhasari, Majapahit, Demak, dan Mataram.
Nama “Kediri”, atau “Kadiri”, berasal dari kata Sansekerta Khadri, yang berarti Indian Mulberry, menunjukkan pohon murbei (secara lokal dikenal sebagai pacé atau mengkudu) yang tumbuh di daerah tersebut.
Pasukan VOC menyerbu Kediri – lalu ibu kota Trunajaya – pada 1678 selama Perang Trunajaya. Digambarkan dalam novel anak-anak Belanda tahun 1890.
Setelah era kerajaan Jawa, Kediri mengalami kemunduran, menjadi pemukiman pedesaan kecil, yang kemudian dianeksasi oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) sebagai bagian dari penaklukan Belanda atas Jawa. Jawa Timur pada 1740-an dikendalikan oleh Cakraningrat IV, seorang bupati Madura yang dengan senang hati dibuang ke VOC, karena ia percaya Belanda akan membantunya dalam mengamankan kemerdekaan Madura dari kerajaan Kasunanan Kartasura. Namun, ketika rencananya ditolak oleh VOC, Cakraningrat bangkit melawan orang-orang Eropa. Pemberontakan itu akhirnya ditekan oleh VOC, dibantu oleh dua jenderal yang dikirim oleh Pakubuwana II, Sunan Kartasura. Kediri kemudian menjadi bagian dari VOC dan tetap di bawah kontrol Belanda sampai kemerdekaan Indonesia pada 1945. [4]
Kediri mulai berkembang ketika Hindia Belanda mendirikan Gemeente Kediri yang otonom pada tahun 1906. Zelfstanding Gemeenteschap (pemerintahan sendiri dengan otonomi penuh) diberikan pada tahun 1928.
Selama Revolusi Nasional Indonesia pada 1945-1949, Kediri menjadi sasaran kampanye gerilya Jenderal Sudirman. Pada tahun 1965, setelah kudeta Gerakan 30 September yang gagal, Kediri mengalami pertumpahan darah yang mengerikan di mana ribuan orang terbunuh. [Rujukan?]
Industri tembakau Gudang Garam kretek didirikan pada tahun 1958 oleh Tjoa Ing Hwie dari Indonesia. Ia membeli tanah luas di Kediri dan mendirikan pabrik cerutu kretek. Saat ini, Gudang Garam adalah majikan utama kota, dengan lebih dari 40.000 pekerja.
Divisi Administrasi
Kota Kediri dibagi menjadi tiga kecamatan (‘distrik’), masing-masing dipimpin oleh camat. Kabupaten-kabupaten adalah
Kecamatan Pesantren
Kecamatan Kota
Kecamatan Mojoroto
Masyarakat dan Budaya
Menjadi kota yang merupakan ibukota kuno kerajaan Jawa, kota ini adalah salah satu pusat budaya utama bagi orang-orang Jawa, kota ini juga berisi beberapa reruntuhan kuno dan candis yang berasal dari era Kerajaan Kediri dan Majapahit.
Olahraga
Kediri adalah rumah Persik Kediri yang bermain di Divisi Premier Liga Sepakbola Indonesia. Persik Kediri telah memenangkan total dua gelar Premier Division of Indonesian Football League, terakhir terjadi pada tahun 2006.
pendidikan
Kota Kediri memiliki tiga Universitas Nasional, yaitu Universitas Brawijaya, STAIN Kediri, Politeknik Negeri Kediri. Kediri juga memiliki banyak lembaga swasta untuk pendidikan tinggi, seperti Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Universitas Kadiri, dan Universitas Islam Kadiri.
Pariwisata
Kota Kediri hampir tidak memiliki tujuan wisata alam. Beberapa taman hiburan hadir, mis. Taman Hiburan Paggora, Tirtayasa Water Park, Selomangleng Water Park. Gua Selomangleng adalah gua buatan manusia, diduga digunakan oleh putri Dewi Kilisuci untuk bermeditasi, menurut cerita rakyat. Beberapa pusat perbelanjaan juga dibangun di kota, seperti Golden Swalayan, dan Kediri Mall. Seiring dengan distrik belanja yang lebih tua Jalan Dhoho mereka melayani penduduk Kediri (baik kota dan kabupaten) dan daerah sekitarnya.
Daftar Walikota Kediri
Sejak 1906 Kediri diberi status gemeente, bersama dengan gemeenteraadnya. Kepala adalah seorang pembantu-residen. Sejak 1929 statusnya diubah menjadi stadsgemeente dengan burgemeester sebagai kepalanya. Dengan UU no. 16 Tahun 1950, Kediri diberi status Kota Besar dengan walikota (walikota) dalam struktur administrasi Indonesia
Kota Kediri (Hanacaraka: ꦏꦸꦛꦏꦼꦝꦶꦫꦶ ) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 130 km sebelah barat daya Surabaya dan merupakan kota terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang menurut jumlah penduduk. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kediri. Kota Kediri terbelah oleh sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer.
Kediri dikenal merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar di Indonesia.[2] Di kota ini juga, pabrik rokok kretek Gudang Garam berdiri dan berkembang. Pada tahun 2010, Kediri dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia yaitu Most Recommended City for Investment[3] berdasarkan survei oleh SWA yang dibantu oleh Business Digest, unit bisnis riset grup SWA.
Sejarah
Artefak arkeologi yang ditemukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa daerah sekitar Kediri menjadi lokasi kerajaan Kediri, sebuah kerajaan Hindu pada abad ke-11.[4]
Awal mula Kediri sebagai permukiman perkotaan dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke Dahanapura, menurut Serat Calon Arang. Dahanapura (“Kota Api”) selanjutnya lebih dikenal sebagai Daha. Sepeninggal Airlangga, wilayah Medang dibagi menjadi dua: Panjalu di barat dan Janggala di timur. Daha menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan Kahuripan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala. Panjalu oleh penulis-penulis periode belakangan juga disebut sebagai Kerajaan Kadiri/Kediri, dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri sampai Kabupaten Madiun sekarang.
Semenjak Kerajaan Tumapel (Singasari) menguat, ibukota Daha diserang dan kota ini menjadi kedudukan raja vazal, yang terus berlanjut hingga Majapahit, Demak, dan Mataram.
Pasukan VOC menyerbu Kediri – ketika itu dijadikan ibukota oleh Trunajaya – di tahun 1678 dalam Perang Trunajaya.
Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi Geger Pecinan. Jawa Timur pada saat itu dikuasai Cakraningrat IV, adipati Madura yang memihak VOC dan menginginkan bebasnya Madura dari Kasunanan Kartasura. Karena Cakraningrat IV keinginannya ditolak oleh VOC, ia memberontak. Pemberontakannya ini dikalahkan VOC, dibantu Pakubuwana II, sunan Kartasura. Sebagai pembayaran, Kediri menjadi bagian yang dikuasai VOC. Kekuasaan Belanda atas Kediri terus berlangsung sampai Perang Kemerdekaan Indonesia.
Perkembangan Kota Kediri menjadi swapraja dimulai ketika diresmikannya Gemeente Kediri pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan Staasblad (Lembaran Negara) no. 148 tertanggal 1 Maret 1906[5]. Gemeente ini menjadi tempat kedudukan Residen Kediri dengan sifat pemerintahan otonom terbatas dan mempunyai Gemeente Raad (“Dewan Kota”/DPRD) sebanyak 13 orang, yang terdiri dari delapan orang golongan Eropa dan yang disamakan (Europeanen), empat orang Pribumi (Inlanders) dan satu orang Bangsa Timur Asing. Sebagai tambahan, berdasarkan Staasblad No. 173 tertanggal 13 Maret 1906 ditetapkan anggaran keuangan sebesar f. 15.240 dalam satu tahun. Baru sejak tanggal 1 Nopember 1928 berdasarkan Stbl No. 498 tanggal 1 Januari 1928, Kota Kediri menjadi “Zelfstanding Gemeenteschap” (“kota swapraja” dengan menjadi otonomi penuh).
Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 menjadi salah satu titik rute gerilya Panglima Besar Jendral Sudirman.
Kediri juga mencatat sejarah yang kelam juga ketika era Pemberontakan G30S PKI karena banyak penduduk Kediri yang ikut menjadi korbannya.
Geografi
Luas wilayah Kota Kediri adalah 63,40 km² atau (6.340 ha) dan merupakan kota sedang di Provinsi Jawa Timur. Terletak di daerah yang dilalui Sungai Brantas dan di antara sebuah lembah di kaki gunung berapi, Gunung Wilis dengan tinggi 2552 meter. Kota berpenduduk 312.000 (2012) jiwa ini berjarak ±130 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur terletak antara 07°45′-07°55’LS dan 111°05′-112°3′ BT.[6] Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 meter di atas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kediri dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kecamatan Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).
Seluruh wilayah kota Kediri berbatasan dengan Kabupaten Kediri, dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri
Sebelah Selatan: Kecamatan Kandat, Kecamatan Ngadiluwih, dan Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri
Sebelah Timur: Kecamatan Ngasem, Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri
Sebelah Barat: Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri
Demografi
Menurut catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri, jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun 2012 sebanyak 312.331 jiwa[7]. Kepadatan penduduk Kota Kediri adalah sebesar 4.926 jiwa per km².
Menjadi situs sebuah ibukota kuno bagi kerajaan Jawa, kota ini merupakan salah satu pusat kebudayaan utama bagi suku Jawa dan di kota ini juga berisi beberapa reruntuhan kuno dan candi era Kerajaan Kediri dan Kerajaan Majapahit.
Suku bangsa
Mayoritas penduduk Kota Kediri adalah suku Jawa, diikuti dengan Tionghoa, Batak, Manado, Ambon, Madura, Sunda, Arab, dan berbagai perantau di luar suku Jawa lainnya yang tinggal dan menetap di kota ini.
Agama
Berdasarkan Sensus Penduduk Kota Kediri pada tahun 2010, mayoritas penduduk beragama Islam, diikuti dengan Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan aliran kepercayaan lainnya[8].
Banyak tempat ibadah seperti Masjid, Klenteng, Pura, Gereja dan lainnya telah berdiri ratusan tahun seperti bangunan Gereja GPIB Kediri peninggalan masa kolonial Belanda dan Klenteng Tjio Hwie Kiong. Toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kediri terjalin dengan baik.
Bahasa
Bahasa Indonesia menjadi bahasa formal di masyarakat Kota Kediri, sedangkan Bahasa Jawa menjadi yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan keluarga, tetangga, teman, atau orang-orang sesama penutur bahasa Jawa lainnya. Berbeda dengan bahasa Jawa Dialek Surabaya dan Dialek Malang yang memiliki dialek dan gaya bahasa Jawa yang blak-blakan dan egaliter, bahasa Jawa mayoritas masyarakat Kediri dan wilayah Mataraman Jawa Timur lainnya cenderung halus dari segi pemakaian kata dan penuturan.
Pemerintahan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Wali Kota Kediri
Secara administrasi pemerintahan Kota Kediri dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota yang dipilih langsung oleh rakyat Kediri dalam pemilihan wali kota Kediri setiap lima tahun sekali. Wali kota Kediri membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi kelurahan-kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota. Pemilihan wali kota dan wakil wali kota secara langsung pertama di kota Kediri pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008, setelah sebelumnya wali kota dan wakilnya dipilih oleh anggota DPRD kota. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri saat ini adalah Abdullah Abu Bakar dan Lilik Muhibbah yang berasal dari Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia.
Perwakilan
DPRD Kota Kediri adalah lembaga perwakilan rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat Kota Kediri pada pemilu legislatif setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Kota Kediri periode 2014-2019 terdiri atas 30 kursi yang didominasi oleh PAN (6 kursi), PDI Perjuangan (4 kursi), dan PKB (4 kursi). Pimpinan DPRD Kota Kediri periode 2014-2019 terdiri dari Kholifi Yunon (Ketua; PAN), Wara S. Reni Permana (Wakil Ketua; PDI-P), dan Abdul Muid (Wakil Ketua; PKB) yang resmi menjabat sejak 9 Oktober 2014. DPRD Kota Kediri hasil Pemilu 2014 tersusun dari 10 partai politik, dengan perincian sebagai berikut:
Partai Kursi
Lambang PAN PAN 6
Lambang PDI-P PDI-P 4
Lambang PKB PKB 4
Lambang PKS PKS 3
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra 3
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 3
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 2
Lambang Partai Hanura Partai Hanura 2
Lambang PPP PPP 2
Lambang Partai NasDem Partai NasDem 1
Total 30
Pembagian administratif
Peta Pembagian Administratif Kota Kediri.
Kota Kediri terdiri atas 3 kecamatan dan 46 kelurahan. Berikut adalah daftar kecamatan di Kediri:
Kediri
Mojoroto
Pesantren
Perekonomian
Dealer Chevrolet dan Pontiac di Kediri pada tahun 1929
Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek, yaitu pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga. Pusat perbelanjaan dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern sudah beroperasi di kota ini.
Industri rokok Gudang Garam yang berada di kota ini, menjadi penopang mayoritas perekonomian warga Kediri, yang sekaligus merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Sekitar 16.000 warga kediri menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini[butuh rujukan]. Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukai yang relatif besar kepada pemerintah kota.
Di bidang pariwisata, kota ini mempunyai beragam tempat wisata, seperti Kolam Renang Pagora, Water Park Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng, dan Taman Sekartaji. Di area sepanjang Jalan Dhoho menjadi pusat pertokoan terpadat di Kediri. Beberapa sudut kota juga terdapat minimarket, cafe, resort, hiburan malam dan banyak tempat lain yang menjadi penopang ekonomi sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kota Kediri menerima penghargaan sebagai kota yang paling kondusif untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan kualitas otonomi.[butuh rujukan] Kediri menjadi rujukan para investor yang ingin menanamkan modalnya di kota ini. Beberapa perguruan tinggi swasta, pondok pesantren, dan lain sebagainya juga memberi dampak ke sektor perekonomian kota ini. Pondok pesantren besar yang ada di Kota Kediri di antaranya adalah Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Wali Barokah.
Pariwisata
Meliputi Wisata Rekreasi, Kuliner, Alam dan Religi, yaitu:
Wisata Alam
Gua Selomangleng, di Kelurahan Pojok
Wisata Sejarah
Candi Setono Gedong, Satu-satunya candi di Indonesia yang ada tepat di tengah kota. Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Hindu dan terletak di Jalan Dhoho
Museum Airlangga, di Kelurahan Pojok
Museum Fotografi Kediri
Klenteng Tjio Hwie Kiong
Gereja Merah GPIB Kediri, bangunan khas era kolonial
Dermaga Joyoboyo
Monumen Kediri Syu
Wisata Keluarga
Waterpark Selomangleng, di Kelurahan Pojok
Kolam Renang Pagora
Kolam Renang Tirtoyoso
Alun-Alun Kota Kediri
Taman Sekartaji
Wisata Religi
Masjid Banjar Mlati, Masjid Tertua di Kota Kediri
Masjid Auliyya Setono Gedong
Masjid Agung Kota Kediri
Makam Kuno Mbah Wassil
Wisata Kuliner
Wisata Kuliner Soto Kediri Bok Ijo di Terminal Tamanan
Pusat Tahu Takwa dan Gethuk Gedang di Jalan Pattimura dan Jalan Yos Sudarso
Kuliner Pecel di Jalan Dhoho
Kuliner Jagung Bakar di Bundaran Sekartaji
Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan, Mall & Pasar di area Kediri
Kediri Town Square [9] (Jl. Hasanuddin)
Kediri Mall [10] (Jl. Hayam Wuruk)
Ramayana [11] (Jl. Panglima Sudirman)
Golden Swalayan & Golden Theatre (Jl. Hayam Wuruk)
Dhoho Plaza (Jl. Panglima Sudirman)
Dhoho Square (Jl. Brigjend Katamso)
Hayam Wuruk Trade Center (Jl. Hayam Wuruk)
UFO Mall Elektronik (Jl. Joyoboyo)
Anfia Komputama (Jl. Sersan Bahrun)
AJBS Swalayan (Jl. Kilisuci)
Jayabaya Trade Center (Jl. Jayabaya)
Mojoroto Indah Trade Center (Jl. Kawi)
Borobudur Swalayan dan Toserba (Jl. Dhoho)
Kris Galeri Trade Center (Jl. Brawijaya)
Plaza Kediri Swalayan (Jl. Yos Sudarso)
Komplek Ruko Stadion Brawijaya
Pasar Pahing
Pasar Setono Betek
Pasar Bandar
Pasar Raya Sriratu
Akomodasi
Grand Surya Hotel[12] ****
Merdeka Hotel[13] ***
Insumo Palace Hotel & Resort[14] ***
Bukit Daun Hotel & Resort[15] ***
Lotus Garden Hotel[16] ***
Penataran Hotel[17] **
Foto
Kota Kediri: Kawasan Simpang Lima Gumul
Simpang Lima Gumul pada waktu malam
Media
Televisi
Lokal
DhohoTV
Kilisuci TV
Dhamma TV
BBS TV
JTV Kediri
PDTV Kediri (Pawyatan Daha TV)
Nasional
TVRI
RCTI
SCTV
MNCTV
antv
Indosiar
Trans7
Metro TV
Trans TV
tvOne
GTV
NET.
Kompas TV
iNews
Pendidikan
Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta, ada tiga sekolah yang kemudian masuk kedalam segitiga emas pendidikan Kota Kediri (sekolah bergengsi) yaitu SMA Negeri 2 Kediri, SMA Negeri 1 Kediri dan SMA Negeri 7 Kediri. Kemudian diikuti oleh Sekolah Menengah Atas lainnya seperti SMA Negeri 3 Kediri, SMA Negeri 8 Kediri, SMA Negeri 6 Kediri. Dan Sekolah Menengah Atas swasta seperti SMA Katolik Santo Augustinus Kediri, SMA Kristen Petra Kediri. Juga berdiri beberapa Perguruan Tinggi lokal, Madrasah, hingga Pondok Pesantren. Dalam tahap wacana, akan dibangun Universitas Brawijaya Kampus IV di lahan seluas 23 ha di Mrican, Kota Kediri[18]. Pembangunan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain yang sedang berlangsung adalah pembangunan Politeknik Negeri Kediri. Universitas Brawijaya Kampus Kediri telah membuka pendaftaran mahasiswa baru sejak tahun 2011 dan sejak tahun itu pula perkuliahan sudah dilaksanakan.
Sekolah
SMA Negeri 1 Kediri
SMA Negeri 2 Kediri
SMA Negeri 3 Kediri
SMA Negeri 4 Kediri
SMA Negeri 5 Kediri
SMA Negeri 6 Kediri
SMA Negeri 7 Kediri
SMA Negeri 8 Kediri
Madrasah Aliyah Negeri 2 kediri (MAN 2 KEDIRI)
Madrasah Aliyah Negeri 3 kediri (MAN 3 KEDIRI)
Madrasah Aliyah Al-Huda kediri (MA Alhuda)
Madrasah Aliyah HM Tri Bakti
Madrasah Aliyah Nurul Ula
SMA AL ANWAR
SMA AR-RISALAH
SMA BRAWIJAYA KEDIRI
SMA DIPONEGORO KEDIRI
SMA ISLAM YPA KEDIRI
SMA KARTANEGARA KEDIRI
SMA KATOLIK ST. AUGUSTINUS KEDIRI
SMA KRISTEN PETRA KEDIRI
SMA MA’ARIF
SMA MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI
SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI
SMA SULTAN AGUNG KEDIRI
SMA WAHIDIYAH
SMALB-B PUTRA ASIH
SMALB-C BAKTI PEMUDA
SMALB-C PUTRA ASIH
SMK Negeri 1 Kediri
SMK (SMEA) Negeri 2 Kediri
SMK (SMEA) Negeri 3 Kediri
SMK (SMEA) PAWYATAN DAHA I Kediri
SMK (SMEA) PAWYATAN DAHA 2 Kediri
SMK (STM) PGRI 1 Kediri
SMK (SMEA) PGRI 2 Kediri
SMK (SMEA) PGRI 3 Kediri
SMK (STM) PGRI 4 Kediri
SMK (SMKK) DHARMA WANITA KOTA KEDIRI
SMK (STM) AL- HUDA
SMK (STM) KARTANEGARA KOTA KEDIRI
SMK (STM) KRITEN UZIEL KEDIRI
SMK (STM) PGRI 1 KEDIRI
SMK (SMEA) BRAWIJAYA 1
SMK (SMEA) MUHAMMADIYAH 1 KEDIRI
SMK (STM) MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI
SMK (STM) TAMAN SISWA
SMK ANALIS KESEHATAN BHAKTI WIYATA
SMK BHAKTI WISATA KEDIRI
SMK FARMASI BHAKTI WIYATA
SMK PENGATUR RAWAT GIGI BHAKTI WIYATA
SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI
SMK TI PELITA NUSANTARA
Perguruan tinggi
Universitas Brawijaya Kampus III[19] (Kampus III)
Poltekkes Kemenkes Malang (Prodi Kebidanan)
Politeknik Negeri Kediri[20]
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri[21] (STAIN) Kediri
Universitas Nusantara PGRI[22] (UNP) Kediri
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada Kediri (STRADA)
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata[23] (IIK)
Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I)
Universitas Kadiri (UNIK)[24]
Universitas Islam Kadiri (UNISKA)[25]
Universitas Islam Tribakti
Universitas Terbuka[26]
Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri
Akademi Kebidanan dan Keperawatan Pamenang Pare
Politeknik Cahaya Surya
Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Cahaya Surya
LP3i college kediri
Sekolah Tinggi Teknik Cahaya Surya
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cahaya Surya
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kediri
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Prima Visi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wahidiyah
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Kediri
Cahaya Art School Kediri – Pendidikan Seni Rupa Tradisional dan Modern
Pondok pesantren
Pondok Pesantren Lirboyo[27][1]
Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah Lirboyo
Pondok Pesantren Wali Barokah[28] (LDII)
Pondok Pesantren Darul Ma’rifat Gontor 3
Pondok Pesantren Kedunglo
Pondok Pesantren Queen Al-Falah
Pondok Pesantren Assaidiyyah
Pondok Pesantren Al Ishlah
Pondok Pesantren Nurul Huda
Pondok Pesantren Nurul Amien
Pondok Pesantren Salafiyyah
Pondok Pesantren Darussalam
Pondok Pesantren Al-Hikmah
Pondok Pesantren Hidayatus Sholihin
Pondok Pesantren Maunah Asri
Pondok Pesantren As Salam
Pondok Pesantren Al Fatih
Pondok Pesantren Al Hidayah
Pondok Pesantren Al Qur’an Amien
Pondok Pesantren Putri Hidayat Mubtadi’aat
Pondok Pesantren Tribakti Lirboyo
Pondok Pesantren Al-Huda
Lembaga bimbingan belajar
Lembaga Penelitian Yeerce
Lembaga Konsultan Statistik JK Riset
LBBP LIA
English First (EF)
International Language Program (ILP)
LBB Ganesha Operation (GO)
LBB Sony Sugema College (SSC)
LBB Neutron
LBB Primagama
LBB BEST
LBB BSC
Layanan Kesehatan
RSUD Gambiran adalah rumah sakit yang cukup reprentatif, memiliki banyak fasilitas dan menjadi pusat rujukan kesehatan di daerah kediri dan sekitarnya
Olahraga
Kediri adalah kandang bagi klub sepak bola Persik Kediri yang bermain di Liga Super Indonesia. Tercatat telah memenangkan Piala Liga Indonesia IX & XII pada tahun 2003 & 2006. Stadion Brawijaya menjadi tempat Persik Kediri bertanding.
Kuliner
Kota Kediri mendapat julukan Kota Tahu sebagai ciri khas oleh-oleh kuliner paling terkenal berupa Tahu Kuning yang biasa diburu oleh wisatawan saat berkunjung atau melewati Kota Kediri.[29]. Juga ada Nasi Pecel Tumpang sebagai makanan khas daerah ini.[30]
Masakan
Kota Kediri memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
Soto Kediri
Soto Tamanan
Sate Bekicot
Stik Tahu
Tahu Takwa
Sate Bekicot[31]
Krengsengan Bekicot
Nasi Goreng Arang
Nasi Pecel Tumpang[30]
Sate Emprit
Jajanan Pasar
Kota Kediri memiliki beberapa jajanan pasar khas, yaitu:
Carang Mas Mawar
Tahu Pong
Klepon
Cenil
Lopis
Gethuk Pisang
Kerupuk Upil
Oleh-Oleh
Kota Kediri memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:
Gethuk Pisang
Emping Tahu
Tahu Kuning
Kripik Bekicot