Persewaan Baju Wisuda Nganjuk
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
https://www.youtube.com/watch?v=_TQb6hoLbs0&t=8s
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
0812 1661 9060
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk adalah sebuah kabupaten (kabupaten) dari Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten Kediri di selatan, dan Kabupaten Madiun di barat. Ini mencakup area seluas 1.224,25 km persegi, dan memiliki populasi 1.017.030 pada Sensus 2010, [2] perkiraan resmi terbaru (pada 2014) adalah 1.045.598. Pusat administrasi kabupaten adalah kota Sombron. Bupati saat ini adalah Brian Baihaki.
Isi
1 divisi administratif
2 Iklim
3 Orang-orang terkemuka
4 Referensi
Divisi administratif
Kabupaten ini dibagi menjadi 21 distrik (kecamatan):
Bagor
Baron
Berbek
Gondang
Jatikalen
Kertosono
Lengkong
Loceret
Nganjuk
Ngetos
Ngluyu
Ngronggot
Kecepatan
Patianrowo
Prambon
Rejoso
Sawahan
Sombron Jaya
Sukomoro
Tanjunganom
Wilangan
Kabupaten Nganjuk (Hanacaraka: ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦔꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀ , Pegon: كَبُڤَتَينْ ڠَنْجُقْ), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat. Pada zaman Kerajaan Medang, Nganjuk dikenal dengan nama Anjuk Ladang yaitu Tanah kemenangan. Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.
Geografi
Kabupaten Nganjuk terletak antara 111o5′ sampai dengan 112o13′ BT dan 7o20′ sampai dengan 7o59′ LS. Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar 122.433 km2 atau setara dengan 122.433 Ha yang terdiri dari atas:
Tanah sawah 43.052 Ha
Tanah kering 32.373 Ha
Tanah hutan 47.007 Ha
Dengan wilayah yang terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi dibidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha.
Jumlah curah hujan per bulan selama 2002 terbesar terjadi pada bulan Januari yaitu 7.416 mm dengan rata-rata 436 mm. Sedangkan terkecil terjadi pada bulan November dengan jumlah curah hujan 600 mm dengan rata-rata 50mm. Pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober tidak terjadi hujan sama sekali.
Menurut Kementerian Pertanian (Kementan), Kabupaten Nganjuk menjadi salah satu daerah fokus pemerintah untuk menyerap bawang merah dan menjadi stok pemerintah tiap tahunnya. Daerah-daerah di Indonesia yang menjadi fokus penyerapan bawang merah adalah, Nganjuk, Brebes, Bima dan Solok.
Sebagai sentra penghasil bawang merah di Jawa Timur dan salah satu fokus penyerapan bawang merah oleh pemerintah, bukan hal yang mengherankan bagi warga Kabupaten Nganjuk bila di mana-mana terlihat banyak orang menanam, memanen, menjemur, atau memperjualbelikan bawang merah.Namun, bagi pendatang atau mereka yang baru mengetahui fakta ini, menganggap Nganjuk ibarat sekumpulan surga bawang merah, tidaklah keliru.
Bila mengunjungi Nganjuk atau bermaksud membeli bawang merah langsung ke pusatnya, pasar Sukomoro dapat dipilih sebagai surga bawang merah. Pasar yang terletak di Jalan Surabaya-Madiun, Kecamatan Sukomoro ini dikenal sebagai pasar yang mengkhususkan diri pada transaksi jual-beli bawang merah. Di setiap sudut pasar ini hanya akan ditemui penjual dan pembeli bawang merah. Beberapa kecamatan yang menjadi penyuplai stok bawang merah di sentra bawang merah Sukomoro adalah Kecamatan Rejoso dan Kecamatan Bagor.
Sejarah
Kediaman bupati Nganjuk antara tahun 1860 dan 1900
Pabrik gula Nganjuk tahun 1920
Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.[2]
Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul : ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta, sedangkan daerah Nganjuk merupakan mancanegara kasunanan Surakarta.
Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 Juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk di bawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek di bawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Di mana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.
Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibukota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs : de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibukota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.
Kependudukan
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di perkotaan dan sisanya 64% tinggal di pedesaan.[3]
Agama dan budaya
Mayoritas penduduk di Kabupaten Nganjuk memeluk agama Islam dan sisanya menganut agama Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Khonghucu.[3]
Pemerintahan
Perwakilan
DPRD Kabupaten Nganjuk hasil Pemilu 2014 tersusun dari 10 partai politik, dengan perincian sebagai berikut:
Partai Kursi
Lambang PDI-P PDI-P 11
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra 7
Lambang PKB PKB 6
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 6
Lambang Partai NasDem Partai NasDem 4
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 4
Lambang Partai Hanura Partai Hanura 3
Lambang PPP PPP 2
Lambang PKS PKS 1
Lambang PAN PAN 1
Total 45
Pembagian administratif
Nganjuk mempunyai 20 kecamatan dan 284 desa/kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah:
Bagor
Baron
Berbek
Gondang
Jatikalen
Kertosono
Lengkong
Loceret
Nganjuk
Ngetos
Ngluyu
Ngronggot
Pace
Patianrowo
Prambon
Rejoso
Sawahan
Sukomoro
Tanjunganom
Wilangan
Transportasi
Nganjuk dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta dengan kode Jalan Nasional 15, serta menjadi persimpangan dengan jalur menuju Kediri. Nganjuk juga dilintasi jalur kereta api Daerah Operasi 7 Madiun dengan jurusan Surabaya – Yogyakarta – Bandung / Jakarta.
Taman
Alun – Alun Nganjuk
(Terletak di Pusat Nganjuk Kota, Kec. Nganjuk Kota)
Taman Pandan Wilis
(Terletak di Kel. Werungotok, Kec. Nganjuk Kota)
Taman Bukit Batu Songgong
(Terletak di Desa Margopatut Kecamatan Sawahan)
Taman Pintar
(Terletak di Desa Begadung, Kec. Nganjuk Kota)
Taman PKK
(Terletak di perempatan Jalan Mastrip)
Pariwisata
Pariwisata Kabupaten Nganjuk (dari kiri – Grojokan Sumbermiri, Embung Estumulyo, Air Terjun Sedudo)
Air terjun Sedudo
Air terjun Singokromo
Air Merambat Roro kuning
Goa Margo Tresno
Candi Ngetos
Candi Lor
Taman Wisata Anjuk Ladang
Air Terjun Gedangan
Tempat Rekreasi Keluarga (Taman Wisata Anjuk Ladang dan Waterpark Kertosono)
Air Terjun Sumber Manik
Air Terjun Pring Jowo
Air Terjun Tirto Panji
Sendang Putri Wilis
Air Terjun Selo Leter dan Air Terjun Watulumbung
The Legend Waterpark Kertosono
Peninggalan bersejarah
Gapura masuk wilayah Nganjuk pada tahun 1935
Prasasti Kinawe
Prasasti anjuk ladang
Prasasti Hering
Candi Lor
Candi Ngetos
Makam Mbah Raden
Monumen Dr. Sutomo
Makam Kanjeng Jimat
Masjid Yoni Al-Mubarok
Tokoh
Tokoh-tokoh yang lahir di Nganjuk adalah:
Dr. Soetomo, Pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia, pendiri Boedi Oetomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia.
Marsinah, aktivis buruh wanita.
Harmoko, Menteri Penerangan orde baru
Eko Patrio, Politikus, Pelawak, Aktor, Presenter
Eva Kusuma Sundari, Anggota DPR Periode 2009-2014
Sri Rahayu, Anggota DPR Periode 2009-2014
Shendy Puspa Irawati, Pemain bulu tangkis wanita dari Indonesia berpasangan dengan Fran Kurniawan
Novita Anggraini, juara pertama KDI 5
Abdul Kohar, jurnalis senior, pembedah Editorial Media Indonesia, Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV
Eny Sagita, dinobatkan sebagai Duta Anti Narkoba oleh BNN Nganjuk pada 2014
Kesenian tradisional
Kesenian Tayub Nganjuk
Tayub
Wayang Timplong
Tari mung dhe
Jaranan
Tari Salipuk
Makanan
Nasi becek, sejenis gulai kambing yang memiliki rasa khas dengan penambahan irisan daun jeruk nipis.
Dumbleg, sejenis dodol yang terbuat dari ketan. Makanan ini hanya ada pada hari-hari tertentu di Pasar Gondang (tiap Pasaran Pon) dan Pasar Rejoso (tiap pasaran kliwon).
Onde-onde Njeblos, semacam onde-onde tetapi tidak berisi. Berbentuk seperti bola yang ditaburi wijen.
Nasi Pecel: menu nasi dengan sayur (kulup) kangkung, toge, kacang panjang, kembang turi dll disiram dengan kuah sambal kacang dengan ciri khas pedas dan disertai tempe, tahu goreng serta rempeyek yang renyah.
Nasi Tumpang, seperti halnya nasi pecel namun ada menu tambahan berupa sayur (sambal) tumpang, yg terbuat dari tempe “busuk” (tempe difermentasikan) yang dimasak dengan bumbu lain yang rasanya gurih dan pedas.
Kerupuk Upil, adalah kerupuk kecil yang digoreng tanpa minyak tetapi menggunakan pasir
Tepo Mbah Umbruk, seperti lontong bungkusnya dari daun pisang bentuknya kerucut dan agak miring dengan sayur kacang panjang tetapi di ambil isinya atau disebut kacang tolo dan bumbu dan bahan bahan lain. Sampai saat ini pun, Tepo Mbah Umbruk bisa dinikmati.
Kerupuk pecel adalah kerupuk bakar yang dicampur dengan sayuran,yang terdiri dari capar (toge), bayam, bung (rebung), kenikir, mbayung (daun kacang) dan kacang panjang yang kemudian di siram dengan bumbu pecel dan minumnya adalah es rujak.