Persewaan Baju Wisuda Pamekasan
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
0812 1661 9060
Kabupaten Pamekasan adalah sebuah kabupaten (kabupaten) dari provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak di Pulau Madura sekitar 120 km sebelah timur Surabaya, ibukota provinsi.
Kabupaten ini mencakup area seluas 792,24 km2, dan pada Sensus 2010, memiliki populasi 795.918 (meningkat dari 689.225 pada Sensus sebelumnya pada tahun 2000); perkiraan resmi terbaru (per Januari 2014) adalah 818.283.
Isi
1 kabupaten tetangga
2 Distrik Administratif
3 Demografi
4 Ekonomi
5 Referensi
Kabupaten tetangga
Kabupaten Pamekasan berbatasan di sebelah timur oleh Kabupaten Sumenep, di utara oleh Laut Jawa, di sebelah barat oleh Kabupaten Sampang, dan di selatan oleh Selat Madura (memisahkan Madura dari pulau Jawa).
Distrik Administratif
Kabupaten Pamekasan terdiri dari tiga belas kabupaten (kecamatan), ditabulasikan di bawah ini dengan populasi mereka pada Sensus 2010:
Sejarah
Kemunculan sejarah pemerintahan lokal Pamekasan, diperkirakan baru diketahui sejak pertengahan abad ke-15 berdasarkan sumber sejarah tentang lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sunoyo yang mulai merintis pemerintahan lokal di daerah Proppo atau Parupuk. Jauh sebelum munculnya legenda ini, keberadaan Pamekasan tidak banyak dibicarakan. Diperkirakan, Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh raja Kertanegara.
Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Istilah Pamekasan sendiri baru dikenal pada sepertiga abad ke-16, ketika Ronggosukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton Labangan Daja ke Kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehingga terjadi perubahan nama wilayah ini. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.
Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad ke-15, tidak dapat disangkal bahwa kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah kegelapan Majapahit tentu tidak bisa dimungkiri tentang kemiskinan data sejarah karena di Majapahit sendiri telah sibuk dengan upaya mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya yang sangat besar, apalagi saat itu sastrawan-sastrawan terkenal setingkat Mpu Prapanca dan Mpu Tantular tidak banyak menghasilkan karya sastra. Sedangkan pada kehidupan masyarakat Madura sendiri, tampaknya lebih berkembang sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulis. Graaf (2001) menulis bahwa orang Madura tidak mempunyai sejarah tertulis dalam bahasa sendiri mengenai raja-raja pribumi pada zaman pra-islam.
Tulisan-tulisan yang kemudian mulai diperkenalkan sejarah pemerintahan Pamekasan ini pada awalnya lebih banyak ditulis oleh penulis Belanda sehingga banyak menggunakan Bahasa Belanda dan kemudian mulai diterjemahkan atau ditulis kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah ataupun Abdurrahman. Memang masih ada bukti-bukti tertulis lainnya yang berkembang di masyarakat, seperti tulisan pada daun lontar atau Layang Madura, namun demikian tulisan pada layang inipun lebih banyak menceritakan sejarah kehidupan para Nabi (Rasul) dan sahabatnya, termasuk juga ajaran-ajaran agama sebagai salah satu sumber pelajaran agama bagi masyarakat luas.
Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, terlebih lagi ketika Ronggosukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di wilayahnya. Bahkan, raja ini disebut-sebut sebagai raja Pertama di Pamekasan yang secara terang-terangan mulai mengembangkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan jalan Se Jimat, yaitu jalan-jalan di Alun-alun kota Pamekasan dan mendirikan Masjid Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum bisa diketemukan adanya inskripsi ataupun prasasti pada beberapa situs peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia memerintah Pamekasan.
Bahkan zaman pemerintahan Ronggosukowati mulai dikenal sejak berkembangnya legenda kyai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggosukowati yang diceritakan mampu membunuh Pangeran Lemah Duwur dari Aresbaya melalui peristiwa mimpi. Padahal temuan ini sangat penting karena dianggap memiliki nilai sejarah untuk menentukan Hari Jadi Kota Pamekasan.
Terungkapnya sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invansi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal dibawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh Sarjana barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH. Pigeaud tentang kerajaan Islam pertama di Jawa dan Benda tentang Matahari Terbit dan Bulan Sabit, termasuk juga beberapa karya penelitian lainnya yang menceritakan sejarah Madura. Masa-masa berikutnya yaitu masa-masa yang lebih cerah sebab telah banyak tulisan berupa hasil penelitian yang didasarkan pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari masuknya pengaruh Mataram khususnya dalam pemerintahan Madura Barat (Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang sempat menimbulkan pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan menimbulkan peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke’ Lesap, dan terakhir pada saat terjadinya pemerintahan kolonial Belanda di Madura.
Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda inilah, tampaknya Pamekasan untuk perkembangan politik nasional tidak menguntungkan, tetapi disisi lain, para penguasa Pamekasan seperti diibaratkan pada pepatah Buppa’, Babu’, Guru, Rato telah banyak dimanfaatkan oleh pemerintahan Kolonial untuk kerentanan politiknya. Hal ini terbukti dengan banyaknya penguasa Madura yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk memadamkan beberapa pemberontakan di Nusantara yang dianggap merugikan pemerintahan kolonial dan penggunaan tenaga kerja Madura untuk kepentingan perkembangan ekonomi Kolonial pada beberapa perusahaan Barat yang ada didaerah Jawa, khususnya Jawa Timur bagian timur (Karisidenan Basuki).
Tenaga kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa perkebunan Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak hijrah dan menetap di daerah Bondowoso. Walaupun sisi lain, seperti yang ditulis oleh peneliti Belanda masa Hindia Belanda telah menyebabkan terbukanya Madura dengan dunia luar yang menyebabkan orang-orang kecil mengetahui system komersialisasi dan industrialisasi yang sangat bermanfaat untuk gerakan-gerakan politik masa berikutnya dan muncul kesadaran kebangsaan, masa Hindia Belanda telah menorehkan sejarah tentang pedihnya luka akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing. Memberlakukan dan perlindungan terhadap system apanage telah membuat orang-orang kecil di pedesaan tidak bisa menikmati hak-haknya secara bebas.
Begitu juga ketika politik etis diberlakukan, rakyat Madura telah diperkenalkan akan pentingnya pendidikan dan industri, tetapi disisi lain, keuntungan politik etis yang dinikmati oleh rakyat Madura termasuk Pamekasan harus ditebus dengan hancurnya ekologi Madura secara berkepanjangan, atau sedikitnya sampai masa pemulihan keadaan yang dipelopori oleh Residen R. Soenarto Hadiwidjojo. Bahwa pencabutan hak apanage yang diberikan kepada para bangsawan dan raja-raja Madura telah mengarah kepada kehancuran prestise pemegangnya yang selama beberapa abad disandangnya.
Perkembangan Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak bukti tertulis berupa manuskrip ataupun inskripsi tampaknya memiliki peran yang cukup penting pada pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional. Banyak tokoh-tokoh Pamekasan yang kemudian bergabung dengan partai-partai politik nasional yang mulai bangkit seperti Sarikat Islam dan Nahdatul Ulama diakui sebagai tokoh nasional. Kita mengenal Tabrani, sebagai pencetus Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang mulai dihembuskan pada saat terjadinya Kongres Pemuda pertama pada tahun 1926, namun terjadi perselisihan paham dengan tokoh nasional lainnya di kongres tersebut. Pada Kongres Pemuda kedua tahun 1928 antara Tabrani dengan tokoh lainnya seperti Mohammad Yamin sudah tidak lagi bersilang pendapat.
Pergaulan tokoh-tokoh Pamekasan pada tingkat nasional baik secara perorangan ataupun melalui partai-partai politik yang bermunculan pada saat itu, ditambah dengan kejadian-kejadian historis sekitar persiapan kemerdekaan yang kemudian disusul dengan tragedi-tragedi pada zaman pendudukan Jepang ternyata mampu mendorong semakin kuatnya kesadaran para tokoh Pamekasan akan pentingnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian bahwa sebagian besar rakyat Madura termasuk Pamekasan tidak bisa menerima terbentuknya negara Madura sebagai salah satu upaya Pemerintahan Kolonial Belanda untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Melihat dari sedikitnya, bahkan hampir tidak ada sama sekali prasasti maupun inskripsi sebagai sumber penulisan ini, maka data-data ataupun fakta yang digunakan untuk menganalisis peristiwa yang terjadi tetap diupayakan menggunakan data-data sekunder berupa buku-buku sejarah ataupun Layang Madura yang diperkirakan memiliki kaitan peristiwa dengan kejadian sejarah yang ada. Selain itu diupayakan menggunakan data primer dari beberapa informan kunci yaitu para sesepuh Pamekasan.
Pendidikan
Selain dikenal Kota Batik dan Gerbang Salam. Kabupaten Pamekasan juga dinobatkan sebagai Kabupaten Pendidikan dikarenakan banyaknya lembaga pendidikan mulai dari Tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Predikat Kabupaten Pamekasan sudah diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moh. Nuh pada akhir tahun 2012 lalu, sejak saat itulah Kabupaten pamekasan secara resmi mendeklarasikan diri menjadi kabupaten Pendidikan.
Predikat kabupaten Pendidikan tentu bukan hanya sekadar predikat, akan tetapi hal itu diraih atas keberhasilan kabupaten pamekasan dalam menggalakkan pendidikan, sehingga dari tahun ke tahun terus bertabur prestasi baik dari tingkat local, regional, hingga internasional.
Perguruan Tinggi
STIBA Banyuanyar
STU Al Mujtama’
STAI Al-Khairat Pamekasan (http://www.al-khairat.ac.id)
STAIN Pamekasan
Akademi Keperawatan Pamekasan
UIM (Universitas Islam Madura)
Universitas Madura (UNIRA)
STAI Miftahul Ulum
Yayasan An-Nasyiin
Sekolah Tinggi Ilmu Agama (STIA) Al-Falah Kadur Pamekasan
Unibraw Cab. Pamekasan
Unair Cab. Pamekasan
Sekolah Tinggi Teknik Pamekasan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pamekasan
Sekolah Tinggi Ilmu Akuntansi Pamekasan
Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Al-Hamidy
Akademi Keperawatan Pamekasan
Akademi Kebidanan Aifa Husada Pamekasan
Akademi Komunitas Pamekasan
Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat
SMA Tahfidz Darul Ulum
SMA Isbatia
MA Mambaul Ulum Bata-Bata
SMK Mambaul Ulum Bata-Bata
MA Darul Ulum 1 Banyu Anyar Pamekasan
SMAN 1 Pakong Pamekasan
- Sumber Bungur Pakong Pamekasan
- Sabilul Muttaqien Budangan Pademawu Pamekasan
SMAN 1 Waru
SMAN 1 Pamekasan
SMAN 2 Pamekasan
SMAN 3 Pamekasan
SMAN 4 Pamekasan
SMAN 1 Galis Pamekasan
SMAN 5 Pamekasan
SMAN 1 Pademawu
MAN Pamekasan
MAN Jucangcang Pamekasan
SMA Muhammadiyah
MA Miftahul Ulum Panyepen
MA Sirojut Tholibin Palengaan
MA Nurul Ulum Palengaan
MA Nurul Istiqlal Palengaan
MA Az-Zubair Sumber Anyar
SMK Al-Miftah Panyepen
SMA SSN AL-Miftah Panyepen
MA Hidayatul Mubtadiin Pancoran Barat Kadur
SMK (SMA Islam) Mambaul Ulum Tlagah Pegantenan Pamekasan
SMK AL-Muarraf padukoan bicorong pakong pamekasan
SMK Nahdlatun Nasyiin, Legung Bungbaruh, Kadur
MA Al-Falah Sumber Gayam, Kadur.
MA Ummul Quro Plakpak Pegantenan
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat
SMP Tahfidz Darul Ulum
Mts Mambaul Ulum Bata-Bata
Mts Sabilul Muttaqien Budangan Pademawu Pamekasan
Mts Az-Zubair Sumber Anyar
MTS Darul Ulum 1 Banyu Anyar Pamekasan
MTsN Model Sumber Bungur Pamekasan 3
SMPN 1 Pademawu
SMPN 2 Pademawu
SMPN 1 Pamekasan
SMPN 2 Pamekasan
SMPN 3 Pamekasan
SMPN 4 Pamekasan
SMPN 5 Pamekasan
SMPN 6 Pamekasan
SMPN 7 Pamekasan
SMPN 8 Pamekasan
SMPN 1 Palengaan
SMPN 2 Palengaan
SMPN 1 Larangan
SMPN 2 Larangan
SMP Nurul Istiqlal Palengaan Daya
SMP Islam Darul Karomah Larangan Luar
MTsN Parteker Pamekasan
MTsN Pademawu 1 Pamekasan
MTs Sirojut Tholibin Palengaan
SMP Muhammadiyah
SMP SSN Mandiri AL-Miftah Terpadu Panyepen
MTs. Hidayatul Mubtadiin Pancoran Barat Kadur
MTs. Miftahul Ulum Panyepen
MTS. Darul Ulum 2 Waru Pamekasan
SMP Islam Mambaul Ulum Tlagah Pegantenan Pamekasan
SMP.Al-Muarraf padukoan bicorong pakong pamekasan
Mts Nahdlatun Nasyiin, Legung Bungbaruh Kadur
MTs Ummul Quro Plakpak Pegantenan
Pesantren
Pondok Pesantren Al-Falah Dempo Barat Pasean
Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar
Pondok Pesantren Sumber Bungur Pakong Pamekasan
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Pancoran Barat Kadur
Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet
Pondok Pesantern An-Nasyiin Grujugan
Pondok pesantren Al-Miftah Panyepen
Pondok Pesantren Al-Falah Sumber Gayam Kadur
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sumber Jati
Pondok Pesantren Tahfidzil Qur’an Bangkes
Pondok Pesantren Miftahul Khoir Cenlecen Pakong
Pondok Pesantren Ummul Quro As-suyuty Plakpak
Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Taman Sari
Pondok Pesantren Nurul Ulum Karang Manggis
Pondok Pesantren Darul Karomah Larangan Luar
Pondok Pesantren Al-islah Beringin
Pondok Pesentren Al mujtama’ Plak Pak
Pondok Pesentren As Salafiyah Sumber Duko Pakong
Pondok Pesantren Darul Lughah Akkor Palengngaan
Pondok Pesantren Al Hamidy Tlagah Pegantenan Pamekasan
Pondok pesantren MIFTAHUL ULUM Padukoan bicorong pakong pamekasan
Pondok pesantren SUMBER ANYAR Larangan Tokol Tlanakan Pamekasan
Pondok pesantren AT TAUFIQ Jungcangcang Pamekasan
Prestasi
Medali Emas Kejuaraan Dunia Fisika Internasional 2006 oleh Andy Octavian Latief
Medali Emas Olimpiade Fisika tingkat dunia ke-41 2010 oleh Shohibul Maromi
Medali Emas International Mathematical Contest The Clock Tower School 14th Edition” 2011 oleh Alyssa Diva Mustika
Medali Emas atau Juara pertama TANFIDZ ALQUR’AN Internasional Di Mesir oleh Salim Ghazali
Medali Perunggu asean physic olimpiade(AphO)di Bangkok 2009 Ali Ichsanul Qauli dan M.Shohibul Maromi
5 Medali Perunggu olimpiade matematika internasional World Mathematics Invitational Korea Selatan, 2013 oleh Beauty Valen Fajri, Bintang Alethea Nagara,Prima Sultan Hudiyanto Muhammad Salman Al Farisi dan Moh. Amiril Haq.
Penghargaan khusus dalam ajang Olimpiade Fisika tingkat Asia 2013 oleh Fidiya Maulida
Serta Sederet Prestasi membanggakan di level regional, nasional dan internasional
Olahraga
Selain Karapan Sapi sebagai olahraga Tradisional Madura yang perhelatan finalnya ditempatkan di Kabupaten Pamekasan. Pamekasan juga sedang naik daun dalam dunia Sepak Bola. Saat ini PERSEPAM (Madura United) klub Sepak Bola asal Pamekasan naik daun dengan masuknya di devisi utama sejak kompetisi 2012/2013 dalam Indonesia Super League (ISL)info lebih lengkap seilahkan cek http://kabarpmu.com
Kebudayaan
Tradisi
Nisfu Sya’ban
upacara petik laut
Pertunjukan
tari Pecot
tari samper nyecceng
tari dhanggak
tari rondhing
tari mekar sareh
tari sekar kedaton
tari topeng gethak
tari Samman
gamelan tabuan kenek
remo mekassan
sronin
ol-dhaol
Kriya
batik tulis di Kecamatan Proppo, Kecamatan Palengaan, Kecamatan Pamekasan
Permainan rakyat
Karapan Sapi Pasangan sapi jantan
Kontes Sapi Sonok Pasangan sapi betina
Kontes Ayam Ketawa
Rupa-Rupa
Kuliner
Sate Kambing Pamekasan
Sate Lalat atau Sate Laler(sate dengan ukuran daging yang kecil)
Rujak Cingur
Rawon
Soto Pamekasan
minuman Ta’al/Legen/Siwalan
Krepek Tangguk
Krepek Tette
Kaldu Kokot
Pariwisata
Pantai Talang Siring, Kecamatan Montok
Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu
Pantai Batu Kerbuy
Api tak kunjung padam / Jhengkah
Makam Batuampar
Makam Kyai Ratoh Sumber Anyar
Vihara Avalokitesara
Situs Pangeran Rangga Sukawati
Candi Burung, Kecamatan Proppo
Museum Daerah
Pasar Batik Joko Tole
Pasar 17 Agustus
Campor Lorjuk Jumiang
Monumen
Monumen Arek Lancor, Pamekasan
Monumen Proklamasi, Pamekasan
Event
Pekan Budaya Madura
Akomodasi
Hotel di Pamekasan:
Madinah
Garuda
Ramayana
Pkpri
Trunojoyo
New Ramayana
Putri
Purnama
Edo Hotel
Malindo
Madura Indah
Home Stay Asri
Losmen Varia
Odaita
Front One