Menerima Baju Wisuda Topi Toga Jubah - 0812 1661 9060 - CV Indo Delta
Kategori: Persewaan Baju Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda , Persewaan Baju Wisuda , Sewa Baju Toga Anak , Sewa Baju Toga Wisuda , Sewa Baju Wisuda , Sewa Jas Untuk Wisuda , Sewa Jubah Paduan Suara , Sewa Toga , Sewa Toga Advokat , Sewa Toga Wisuda
Persewaan Baju Wisuda Lamongan pesan sekarang toga anda ke 0812 1661 9060
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Kabupaten Lumajang
Kabupaten Lumajang adalah Kabupaten (kabupaten) yang terletak di provinsi Jawa Timur Indonesia. Ini mencakup area seluas 1.790.90 km persegi, dan memiliki populasi 1,006,458 pada Sensus 2010, [1] perkiraan resmi terbaru (pada 2014) adalah 1.034.730. Wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Jember (di timur), Kabupaten Probolinggo (di utara), dan Kabupaten Malang (di sebelah barat). Ini berbatasan dengan Samudra Hindia di selatan.
Geografi
Lumajang terletak sekitar 150 km arah tenggara Surabaya. Temperaturnya berkisar antara 24 ° C hingga 32 ° C.
Sejarah
Lumajang adalah salah satu kota kuno di Jawa yang masih ada hingga saat ini. [2] Menurut artefak Mula Malurung (tanggal 1177 Saka), Lumajang kemudian diperintah oleh Raja Nararyya Kirana Sminingrat. Tanggal artefak, yaitu 15 Desember 1255 dalam kalender Gregorian, diputuskan sebagai tanggal pendirian Lumajang. Menhir yang ditemukan di distrik Senduro, Gucialit, Sukodono, Klakah, dan Lumajang mengungkapkan bahwa pada zaman prasejarah, daerah sekarang Lumajang telah dihuni jauh sebelum tanggal artefak Mula Malurung. [2]
Distrik administrasi
Kabupaten Lumajang terbagi menjadi 21 kecamatan (kecamatan), dibagi menjadi 202 wilayah yang lebih kecil. Kabupaten-kabupaten tersebut (dengan populasi mereka pada Sensus 2010 [3]) adalah:
Tempursari (28.501)
Pronojiwo (31.737)
Candipuro (62.226)
Pasirian (83.683)
Tempeh (78.806)
Lumajang (80,685)
Sumbersuko (33.913)
Tekung (32,565)
Kunir (51.679)
Yosowilangun (56.546)
Rowokangkung (34.149)
Jatiroto (45.247)
Randuagung (60.853)
Sukodono (49.949)
Padang (34,615)
Pasrujambe (34.916)
Senduro (42.892)
Gucialit (23,436)
Kedungjajang (43,499)
Klakah (51.118)
Ranuyoso (45.443)
Demografi
Populasi terdiri dari orang Jawa, Madura, Tionghoa Indonesia, dan Tengger.
Ekonomi
Salah satu hasil buah yang terkenal dari daerah ini adalah pisang agung, sejenis pisang (pisang) yang beratnya mencapai 3 kg dan ukuran hingga 0,5 m. Beberapa orang mengusulkan untuk menyebutkan pisang dengan pisang raja, karena harus dimasak terlebih dahulu sebelum dimakan. [Rujukan?]
Tempat-tempat menarik
Sisa-sisa Candi Kunir, ditemukan pada tahun 2013
Agrowisata Royal Family (agro, pusat pemetikan buah, outbound, dan tempat liburan keluarga)
Selokambang — kolam renang alami
Danau Segitiga, yang terdiri dari tiga danau kawah (Ranu Klakah, Ranu Bedali, Ranu Pakis)
Ranu Pane, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo – danau kawah di lereng Gunung Semeru
Gunung Semeru
Gua Tetes
Candi Mandara Giri
Piket Nol (tempat di mana kita dapat melihat Lava Dingin dari Semeru)
Air Terjun Tumpak Sewu
Kabupaten Lumajang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Lumajang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo di utara, Kabupaten Jember di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Malang di barat. Kabupaten Lumajang terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur.
Sejarah pemerintahan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Lumajang
Sisa-sisa Candi Kunir, ditemukan tahun 2013
Nama Lumajang berasal dari nama tempat “Lamajang” yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya. Beberapa sumber itu antara lain:
Prasasti Mula Malurung
Naskah Negarakertagama
Kitab Pararaton
Kidung Harsawijaya
Kitab Bujangga Manik
Serat Babad Tanah Jawi
Serat Kandha
Prasasti Mula Malurung adalah prasasti tertua yang menyebut keberadaan “Nagara Lamajang”, karenanya dianggap sebagai titik tolak hari jadi Lumajang. Prasasti yang ditemukan pada tahun 1975 di Kediri dan berangka 1177 tahun Saka ini diterbitkan oleh Raja Kertanegara dari Singasari untuk memperingati anugerah Raja Seminingrat kepada Pranaraja berupa dua desa perdikan, Mula dan Malurung. Prasasti ini terdiri dari 12 lempengan tembaga, dan lempengan VII halaman A memuat nama-nama putera-puteri dan kerabat Raja Seminingrat yang diangkat menjadi raja-raja bawahan. Salah satunya, disebutkan bahwa Nararya Kirana yang telah dianggap seolah-olah putera sang Prabu, dijadikan raja di Lumajang.[3] Menurut prasasti tersebut penetapan itu terjadi pada tahun 1177 Saka, yang sesuai dengan tanggal 14 Dulkaidah 1165 tahun Jawa atau tanggal 15 Desember 1255 Masehi.
Mengingat cukup meyakinkan bahwa pada 1255 M itu “Negara Lamajang” sudah merupakan sebuah negara yang berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990.
Dalam sejarahnya, wilayah ini sangat berhubungan dengan tokoh sejarah bernama Aria Wiraraja. Kitab Pararaton dan Harsawijaya mengisahkan bahwa tokoh yang ketika muda bernama Banyak Wide ini pada mulanya mengabdi di Singasari, namun oleh Raja Kertanegara kemudian dibuang secara halus dari ibukota Singasari dan dijadikan bupati di Sumenep, Madura timur. Aria Wiraraja kemudian berkesempatan memberikan bantuan dan perlindungan kepada Raden Wijaya ketika ia dan rombongannya melarikan diri ke Sumenep akibat kalah perang dengan Jayakatwang. Selanjutnya Pararaton dan Kidung Harsawijaya menceritakan bahwa Wiraraja diberi hadiah wilayah bagian timur Jawa Timur yang diberi nama “Lamajang Tigang Juru”, ketika Raden Wijaya berhasil memenangkan perang dan menjadi raja pertama di kerajaan Majapahit. Akan tetapi wilayah itu baru dikuasai dan diperintahnya setelah kematian puteranya, Ranggalawe, yang memberontak kepada Majapahit (1295).[4]
Wilayah Lumajang kembali disebut-sebut dalam Kitab Negarakertagama ketika Raja Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling wilayah timur Majapahit pada tahun 1359 M; kala itu wilayah ini sudah dikuasai kembali oleh Majapahit.[5] Nama Lumajang (atau, dalam versi aslinya: Lamajang) ini mengacu pada satu wilayah yang luas di pojok timur (Bld.: Oosthoek) Jawa Timur, di mana termasuk pula di dalamnya wilayah kuno Pajarakan di sekitar Kraksaan, Probolinggo sekarang.[6]
Pada masa penjajahan Belanda, pada tahun 1882 wilayah Lumajang berstatus Distrik (setingkat kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Wedana. Kemudian pada tahun 1886 statusnya dinaikkan menjadi Afdeeling (setingkat kabupaten), kepala pemerintahannya adalah seorang Patih Afdeeling. Tahun 1929 sistem pemerintahan di Lumajang dinaikkan lagi statusnya menjadi Kabupaten, dengan kepala pemerintahannya seorang Bupati.
Pembagian administratif
Desa di daerah Dampar (1934)
Kali Mayong dekat Dampar (1934)
Kabupaten Lumajang terdiri atas 21 kecamatan, yang dibagi lagi atas 197 desa dan 7 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Lumajang. Kecamatan-kecamatan itu ialah:
Candipuro
Gucialit
Jatiroto
Kedungjajang
Klakah
Kunir
Lumajang
Padang
Pasirian
Pasrujambe
Pronojiwo
Randuagung
Ranuyoso
Rowokangkung
Sukodono
Sumbersuko
Senduro
Tekung
Tempeh
Tempursari
Yosowilangun
Keadaan fisik
Geografi
Kabupaten Lumajang terletak pada 112°53′ – 113°23′ Bujur Timur dan 7°54′ – 8°23′ Lintang Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten Lumajang adalah 1790,90 km2. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu:
Gunung Semeru (3.676 m)
Gunung Bromo (2.329 m)
Gunung Lemongan (1.651 m)
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut:
Sebelah utara: Kabupaten Probolinggo
Sebelah timur: Kabupaten Jember
Sebelah selatan: Samudera Indonesia
Sebelah barat: Kabupaten Malang
Relief
Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan Tapal Kuda Provinsi Jawa Timur. Di bagian barat, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Semeru (3.676 m) dan Gunung Bromo (2.392 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Bagian timur laut merupakan ujung barat Pegunungan Iyang. Sedangkan bagian selatan merupakan daerah datar, dengan sedikit wilayah berbukit hingga bergunung di sebelah barat.
Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dpl., dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100–500 m dari permukaan laut, yakni seluas 63.405,50 Ha (35,40 % wilayah); dan yang tersempit adalah pada ketinggian 0–25 m dpl yaitu seluas 19.722,45 Ha atau 11,01 % dari luas keseluruhan Kabupaten.
Vulkanologi
Kabupaten Lumajang dikelilingi tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Lemongan. Dari ketiga gunung berapi yang masih aktif tersebut, Gunung Semeru mendapat prioritas pemantauan lebih dibanding yang lainnya karena seringnya terjadi aktivitas gunung berapi yang membahayakan masyarakat sekitarnya.
Iklim
Kabupaten Lumajang beriklim tropis. Berdasarkan klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson sebagian wilayah termasuk tipe C, yang bersifat agak basah, dan sebagian lainnya bertipe D. Bulan-bulan kering, dengan jumlah curah hujan kurang dari 100 mm perbulan, terjadi pada bulan-bulan Juli, Agustus dan September, sementara bulan-bulan lainnya adalah bulan basah. Jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 1.500-2.500 mm.
Temperatur sebagian besar wilayah 24 °C – 32 °C, sedangkan di kawasan pegunungan dapat mencapai 5 °C, terutama di daerah lereng Gunung Semeru.
Hidrologi
Kabupaten Lumajang mempunyai 31 sungai dan 6 air terjun. Selain itu juga terdapat danau (ranu) yakni Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali di Kecamatan Klakah serta Ranu Pane dan Ranu Kumbolo di Kecamatan Senduro.
Sungai-sungai yang cukup besar dengan daerah aliran di wilayah Lumajang dan sekitarnya antara lain Kali Besuk Sat, Kali Bondoyudo, Kali Asem, Kali Mujur, Kali Pancing dan Kali Rejali yang kesemuanya berakhir di Pantai Laut Selatan.
Transportasi
Di Kabupaten Lumajang terdapat jalan raya antar provinsi dan jalur kereta api lintas Surabaya-Jember-Banyuwangi, namun kedua jalur transportasi utama tersebut tidak melalui ibukota Kabupaten Lumajang. Jalan Nasional Rute 25 berujung di Wonorejo, sekitar 6 km di utara pusat kota Lumajang, menghubungkan Jalan Nasional Rute 1 (lebih dikenal sebagai Jalur Pantura) di Probolinggo dengan Jalan Nasional Rute 3 yang melintasi Kota Lumajang dan berbelok ke timur di Wonorejo menuju Jember, Banyuwangi, dan berakhir di Ketapang, lokasi penyeberangan feri ke Bali. Jalan raya no 25 yang bersambung dengan Jalan raya no 3 itu dilintasi bus-bus AKAP (antar kota dan antar provinsi), terutama rute Surabaya – Jember dan Surabaya – Banyuwangi via Jember. Bus-bus penumpang yang lebih kecil menghubungkan Kota Lumajang dengan Jember via Kencong, dan Lumajang – Malang via Dampit.
Jalur kereta api melintasi beberapa ibukota kecamatan antara lain Ranuyoso, Klakah, Randuagung dan Jatiroto. Klakah merupakan kecamatan terdekat untuk akses kereta api dari kota Lumajang. Sebenarnya ada pula jalur kereta api yang melewati kota Lumajang sampai ke Pasirian dan dari Lumajang juga bercabang ke arah timur ke Rambipuji melewati Kencong, namun jalur peninggalan masa kolonial Belanda ini sudah tidak aktif lagi semenjak tahun 1988.
Selain transportasi umum di atas, masyarakat Lumajang mengenal transportasi rakyat yakni becak dan dokar (kereta kuda) untuk pengangkutan orang, serta pegon (kereta sapi) untuk pengangkutan barang dan hasil bumi. Keberadaannya perlahan tergeser dan tergantikan dengan mesin-mesin transportasi modern dan sekarang ini digunakan secara terbatas pada lokasi dan momen tertentu.
Penduduk
Penduduk Kabupaten Lumajang umumnya adalah Suku Jawa dan Suku Madura, dan agama mayoritas adalah Islam. Di Pegunungan Tengger Kecamatan Senduro (terutama di daerah Ranupane, Argosari, dan sekitarnya), terdapat masyarakat Tengger yang memiliki bahasa khas dan beragama Hindu.
Di Senduro terdapat sebuah pura yang dikenal dengan nama Pura Mandara Giri Semeru Agung (MGSA), yang digunakan untuk ibadat baik di hari biasa maupun hari besar umat Hindu. Pada hari biasa, pura tersebut juga dijadikan sebagai tempat wisata.
Harga Sewa Jas Wisuda Lamongan, Persewaan Baju Wisuda Lamongan, Sewa Baju Toga Anak Lamongan, Sewa Baju Toga Wisuda Lamongan, Sewa Baju Wisuda Lamongan, Sewa Jas Untuk Wisuda Lamongan, Sewa Jubah Paduan Suara Lamongan, Sewa Toga Lamongan, Sewa Toga Advokat Lamongan, Sewa Toga Wisuda Lamongan
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Kabupaten Lumajang
Kabupaten Lumajang adalah Kabupaten (kabupaten) yang terletak di provinsi Jawa Timur Indonesia. Ini mencakup area seluas 1.790.90 km persegi, dan memiliki populasi 1,006,458 pada Sensus 2010, [1] perkiraan resmi terbaru (pada 2014) adalah 1.034.730. Wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Jember (di timur), Kabupaten Probolinggo (di utara), dan Kabupaten Malang (di sebelah barat). Ini berbatasan dengan Samudra Hindia di selatan.
Geografi
Lumajang terletak sekitar 150 km arah tenggara Surabaya. Temperaturnya berkisar antara 24 ° C hingga 32 ° C.
Sejarah
Lumajang adalah salah satu kota kuno di Jawa yang masih ada hingga saat ini. [2] Menurut artefak Mula Malurung (tanggal 1177 Saka), Lumajang kemudian diperintah oleh Raja Nararyya Kirana Sminingrat. Tanggal artefak, yaitu 15 Desember 1255 dalam kalender Gregorian, diputuskan sebagai tanggal pendirian Lumajang. Menhir yang ditemukan di distrik Senduro, Gucialit, Sukodono, Klakah, dan Lumajang mengungkapkan bahwa pada zaman prasejarah, daerah sekarang Lumajang telah dihuni jauh sebelum tanggal artefak Mula Malurung. [2]
Distrik administrasi
Kabupaten Lumajang terbagi menjadi 21 kecamatan (kecamatan), dibagi menjadi 202 wilayah yang lebih kecil. Kabupaten-kabupaten tersebut (dengan populasi mereka pada Sensus 2010 [3]) adalah:
Tempursari (28.501)
Pronojiwo (31.737)
Candipuro (62.226)
Pasirian (83.683)
Tempeh (78.806)
Lumajang (80,685)
Sumbersuko (33.913)
Tekung (32,565)
Kunir (51.679)
Yosowilangun (56.546)
Rowokangkung (34.149)
Jatiroto (45.247)
Randuagung (60.853)
Sukodono (49.949)
Padang (34,615)
Pasrujambe (34.916)
Senduro (42.892)
Gucialit (23,436)
Kedungjajang (43,499)
Klakah (51.118)
Ranuyoso (45.443)
Demografi
Populasi terdiri dari orang Jawa, Madura, Tionghoa Indonesia, dan Tengger.
Ekonomi
Salah satu hasil buah yang terkenal dari daerah ini adalah pisang agung, sejenis pisang (pisang) yang beratnya mencapai 3 kg dan ukuran hingga 0,5 m. Beberapa orang mengusulkan untuk menyebutkan pisang dengan pisang raja, karena harus dimasak terlebih dahulu sebelum dimakan. [Rujukan?]
Tempat-tempat menarik
Sisa-sisa Candi Kunir, ditemukan pada tahun 2013
Agrowisata Royal Family (agro, pusat pemetikan buah, outbound, dan tempat liburan keluarga)
Selokambang — kolam renang alami
Danau Segitiga, yang terdiri dari tiga danau kawah (Ranu Klakah, Ranu Bedali, Ranu Pakis)
Ranu Pane, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo – danau kawah di lereng Gunung Semeru
Gunung Semeru
Gua Tetes
Candi Mandara Giri
Piket Nol (tempat di mana kita dapat melihat Lava Dingin dari Semeru)
Air Terjun Tumpak Sewu
Kabupaten Lumajang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Lumajang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo di utara, Kabupaten Jember di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Malang di barat. Kabupaten Lumajang terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur.
Sejarah pemerintahan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Lumajang
Sisa-sisa Candi Kunir, ditemukan tahun 2013
Nama Lumajang berasal dari nama tempat “Lamajang” yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya. Beberapa sumber itu antara lain:
Prasasti Mula Malurung
Naskah Negarakertagama
Kitab Pararaton
Kidung Harsawijaya
Kitab Bujangga Manik
Serat Babad Tanah Jawi
Serat Kandha
Prasasti Mula Malurung adalah prasasti tertua yang menyebut keberadaan “Nagara Lamajang”, karenanya dianggap sebagai titik tolak hari jadi Lumajang. Prasasti yang ditemukan pada tahun 1975 di Kediri dan berangka 1177 tahun Saka ini diterbitkan oleh Raja Kertanegara dari Singasari untuk memperingati anugerah Raja Seminingrat kepada Pranaraja berupa dua desa perdikan, Mula dan Malurung. Prasasti ini terdiri dari 12 lempengan tembaga, dan lempengan VII halaman A memuat nama-nama putera-puteri dan kerabat Raja Seminingrat yang diangkat menjadi raja-raja bawahan. Salah satunya, disebutkan bahwa Nararya Kirana yang telah dianggap seolah-olah putera sang Prabu, dijadikan raja di Lumajang.[3] Menurut prasasti tersebut penetapan itu terjadi pada tahun 1177 Saka, yang sesuai dengan tanggal 14 Dulkaidah 1165 tahun Jawa atau tanggal 15 Desember 1255 Masehi.
Mengingat cukup meyakinkan bahwa pada 1255 M itu “Negara Lamajang” sudah merupakan sebuah negara yang berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990.
Dalam sejarahnya, wilayah ini sangat berhubungan dengan tokoh sejarah bernama Aria Wiraraja. Kitab Pararaton dan Harsawijaya mengisahkan bahwa tokoh yang ketika muda bernama Banyak Wide ini pada mulanya mengabdi di Singasari, namun oleh Raja Kertanegara kemudian dibuang secara halus dari ibukota Singasari dan dijadikan bupati di Sumenep, Madura timur. Aria Wiraraja kemudian berkesempatan memberikan bantuan dan perlindungan kepada Raden Wijaya ketika ia dan rombongannya melarikan diri ke Sumenep akibat kalah perang dengan Jayakatwang. Selanjutnya Pararaton dan Kidung Harsawijaya menceritakan bahwa Wiraraja diberi hadiah wilayah bagian timur Jawa Timur yang diberi nama “Lamajang Tigang Juru”, ketika Raden Wijaya berhasil memenangkan perang dan menjadi raja pertama di kerajaan Majapahit. Akan tetapi wilayah itu baru dikuasai dan diperintahnya setelah kematian puteranya, Ranggalawe, yang memberontak kepada Majapahit (1295).[4]
Wilayah Lumajang kembali disebut-sebut dalam Kitab Negarakertagama ketika Raja Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling wilayah timur Majapahit pada tahun 1359 M; kala itu wilayah ini sudah dikuasai kembali oleh Majapahit.[5] Nama Lumajang (atau, dalam versi aslinya: Lamajang) ini mengacu pada satu wilayah yang luas di pojok timur (Bld.: Oosthoek) Jawa Timur, di mana termasuk pula di dalamnya wilayah kuno Pajarakan di sekitar Kraksaan, Probolinggo sekarang.[6]
Pada masa penjajahan Belanda, pada tahun 1882 wilayah Lumajang berstatus Distrik (setingkat kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Wedana. Kemudian pada tahun 1886 statusnya dinaikkan menjadi Afdeeling (setingkat kabupaten), kepala pemerintahannya adalah seorang Patih Afdeeling. Tahun 1929 sistem pemerintahan di Lumajang dinaikkan lagi statusnya menjadi Kabupaten, dengan kepala pemerintahannya seorang Bupati.
Pembagian administratif
Desa di daerah Dampar (1934)
Kali Mayong dekat Dampar (1934)
Kabupaten Lumajang terdiri atas 21 kecamatan, yang dibagi lagi atas 197 desa dan 7 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Lumajang. Kecamatan-kecamatan itu ialah:
Candipuro
Gucialit
Jatiroto
Kedungjajang
Klakah
Kunir
Lumajang
Padang
Pasirian
Pasrujambe
Pronojiwo
Randuagung
Ranuyoso
Rowokangkung
Sukodono
Sumbersuko
Senduro
Tekung
Tempeh
Tempursari
Yosowilangun
Keadaan fisik
Geografi
Kabupaten Lumajang terletak pada 112°53′ – 113°23′ Bujur Timur dan 7°54′ – 8°23′ Lintang Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten Lumajang adalah 1790,90 km2. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu:
Gunung Semeru (3.676 m)
Gunung Bromo (2.329 m)
Gunung Lemongan (1.651 m)
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut:
Sebelah utara: Kabupaten Probolinggo
Sebelah timur: Kabupaten Jember
Sebelah selatan: Samudera Indonesia
Sebelah barat: Kabupaten Malang
Relief
Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan Tapal Kuda Provinsi Jawa Timur. Di bagian barat, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Semeru (3.676 m) dan Gunung Bromo (2.392 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Bagian timur laut merupakan ujung barat Pegunungan Iyang. Sedangkan bagian selatan merupakan daerah datar, dengan sedikit wilayah berbukit hingga bergunung di sebelah barat.
Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dpl., dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100–500 m dari permukaan laut, yakni seluas 63.405,50 Ha (35,40 % wilayah); dan yang tersempit adalah pada ketinggian 0–25 m dpl yaitu seluas 19.722,45 Ha atau 11,01 % dari luas keseluruhan Kabupaten.
Vulkanologi
Kabupaten Lumajang dikelilingi tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Lemongan. Dari ketiga gunung berapi yang masih aktif tersebut, Gunung Semeru mendapat prioritas pemantauan lebih dibanding yang lainnya karena seringnya terjadi aktivitas gunung berapi yang membahayakan masyarakat sekitarnya.
Iklim
Kabupaten Lumajang beriklim tropis. Berdasarkan klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson sebagian wilayah termasuk tipe C, yang bersifat agak basah, dan sebagian lainnya bertipe D. Bulan-bulan kering, dengan jumlah curah hujan kurang dari 100 mm perbulan, terjadi pada bulan-bulan Juli, Agustus dan September, sementara bulan-bulan lainnya adalah bulan basah. Jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 1.500-2.500 mm.
Temperatur sebagian besar wilayah 24 °C – 32 °C, sedangkan di kawasan pegunungan dapat mencapai 5 °C, terutama di daerah lereng Gunung Semeru.
Hidrologi
Kabupaten Lumajang mempunyai 31 sungai dan 6 air terjun. Selain itu juga terdapat danau (ranu) yakni Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali di Kecamatan Klakah serta Ranu Pane dan Ranu Kumbolo di Kecamatan Senduro.
Sungai-sungai yang cukup besar dengan daerah aliran di wilayah Lumajang dan sekitarnya antara lain Kali Besuk Sat, Kali Bondoyudo, Kali Asem, Kali Mujur, Kali Pancing dan Kali Rejali yang kesemuanya berakhir di Pantai Laut Selatan.
Transportasi
Di Kabupaten Lumajang terdapat jalan raya antar provinsi dan jalur kereta api lintas Surabaya-Jember-Banyuwangi, namun kedua jalur transportasi utama tersebut tidak melalui ibukota Kabupaten Lumajang. Jalan Nasional Rute 25 berujung di Wonorejo, sekitar 6 km di utara pusat kota Lumajang, menghubungkan Jalan Nasional Rute 1 (lebih dikenal sebagai Jalur Pantura) di Probolinggo dengan Jalan Nasional Rute 3 yang melintasi Kota Lumajang dan berbelok ke timur di Wonorejo menuju Jember, Banyuwangi, dan berakhir di Ketapang, lokasi penyeberangan feri ke Bali. Jalan raya no 25 yang bersambung dengan Jalan raya no 3 itu dilintasi bus-bus AKAP (antar kota dan antar provinsi), terutama rute Surabaya – Jember dan Surabaya – Banyuwangi via Jember. Bus-bus penumpang yang lebih kecil menghubungkan Kota Lumajang dengan Jember via Kencong, dan Lumajang – Malang via Dampit.
Jalur kereta api melintasi beberapa ibukota kecamatan antara lain Ranuyoso, Klakah, Randuagung dan Jatiroto. Klakah merupakan kecamatan terdekat untuk akses kereta api dari kota Lumajang. Sebenarnya ada pula jalur kereta api yang melewati kota Lumajang sampai ke Pasirian dan dari Lumajang juga bercabang ke arah timur ke Rambipuji melewati Kencong, namun jalur peninggalan masa kolonial Belanda ini sudah tidak aktif lagi semenjak tahun 1988.
Selain transportasi umum di atas, masyarakat Lumajang mengenal transportasi rakyat yakni becak dan dokar (kereta kuda) untuk pengangkutan orang, serta pegon (kereta sapi) untuk pengangkutan barang dan hasil bumi. Keberadaannya perlahan tergeser dan tergantikan dengan mesin-mesin transportasi modern dan sekarang ini digunakan secara terbatas pada lokasi dan momen tertentu.
Penduduk
Penduduk Kabupaten Lumajang umumnya adalah Suku Jawa dan Suku Madura, dan agama mayoritas adalah Islam. Di Pegunungan Tengger Kecamatan Senduro (terutama di daerah Ranupane, Argosari, dan sekitarnya), terdapat masyarakat Tengger yang memiliki bahasa khas dan beragama Hindu.
Di Senduro terdapat sebuah pura yang dikenal dengan nama Pura Mandara Giri Semeru Agung (MGSA), yang digunakan untuk ibadat baik di hari biasa maupun hari besar umat Hindu. Pada hari biasa, pura tersebut juga dijadikan sebagai tempat wisata.
Harga Sewa Jas Wisuda Lumajang, Persewaan Baju Wisuda Lumajang, Sewa Baju Toga Anak Lumajang, Sewa Baju Toga Wisuda Lumajang, Sewa Baju Wisuda Lumajang, Sewa Jas Untuk Wisuda Lumajang, Sewa Jubah Paduan Suara Lumajang, Sewa Toga Lumajang, Sewa Toga Advokat Lumajang, Sewa Toga Wisuda Lumajang
Persewaan Baju Wisuda Sidoarjo pesan sekarang toga anda ke 0812 1661 9060
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Kabupaten Sidoarjo adalah sebuah kabupaten (kabupaten) Jawa Timur, Indonesia.
Kabupaten Sidoarjo berbatasan dengan kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, oleh Kabupaten Pasuruan di selatan, oleh Kabupaten Mojokerto ke barat dan oleh Selat Madura di timur. Ini memiliki luas 634,89 km², menjadikannya kabupaten terkecil di Jawa Timur. [1] Seperti pada Sensus 2010, Kabupaten Sidoarjo memiliki populasi 2.191.489, [2] perkiraan resmi terbaru (pada 2014) adalah 2,279,034. Kabupaten ini merupakan bagian dari wilayah perkotaan di sekitar Surabaya, yang dikenal sebagai daerah ‘Gerbangkertosusila’.
Administrasi
Kabupaten Sidoarjo dibagi pada tahun 2010 menjadi delapan belas kabupaten (kecamatan), ditabulasikan di bawah ini dengan populasi Sensus 2010 mereka. [4]
Tarik (61.032)
Prambon (68,576)
Krembung (58,336)
Porong (64,390)
Jabon (49.567)
Tanggulangin (83.304)
Candi (145.155)
Tulangan (84.582)
Wonoayu (71.822)
Sukodono (110.596)
Sidoarjo (193,469)
Buduran (91.931)
Sedati (92,786)
Waru (231.309)
Gedangan (132.971)
Taman (213.224)
Krian (131.281)
Balang Bendo (66,841)
Ekonomi
Sebagai wilayah satelit dan bagian dari Surabaya Raya, Sidoarjo menjadi tuan rumah sejumlah pabrik dan pabrik. Di antaranya adalah pabrik Maspion yang memproduksi barang-barang rumah tangga dan ECCO memproduksi alas kaki. Sidoarjo juga merupakan kota nelayan, ada sekitar 15.000 usaha kecil dan menengah yang didirikan di Sidoarjo, kebanyakan dari mereka adalah milik industri krupuk (kerupuk tradisional). [5] Sidoarjo juga terkenal dengan produk perikanan olahannya, seperti kerupuk udang, kerupuk ikan, terasi dan petis.
Aliran lumpur 2006
Artikel utama: Aliran lumpur Sidoarjo
Sejak Mei 2006, lebih dari 10.000 orang di Distrik Porong telah mengungsi akibat lumpur panas yang mengalir dari sumur gas alam yang dibor oleh Lapindo Brantas, sebuah perusahaan minyak yang merupakan bagian dari konglomerat yang dimiliki oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie. [6] Gas dan lumpur panas mulai memuntahkan dari sumur pada 28 Mei, ketika bor menembus lapisan sedimen cair. Upaya untuk memompa beton di sumur tidak menghentikan aliran. Sementara beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada tanggal 27 Mei, sehari sebelum erupsi, mungkin telah retak tanah, menciptakan jalur potensial untuk lumpur untuk mencapai permukaan, yang lain menyarankan bahwa prosedur pengeboran itu rusak karena tidak menggunakan casing. Hal ini mungkin salah karena makalah teknis tentang subjek menunjukkan bahwa ada hingga empat set casing dipasang dan disemen di dalam sumur. Sekitar 50.000 meter kubik lumpur panas meletus setiap hari pada bulan Agustus; pada bulan September, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 125.000 meter kubik setiap hari. [7] Pada 26 September, penghalang yang dibangun untuk menahan lumpur gagal, mengakibatkan banjir lebih banyak desa. Gus Maksum, salah satu dari ribuan penduduk Sidoarjo yang terlantar akibat semburan lumpur memberikan penjelasan rinci dari tangan pertama tahun pertama bencana tersebut dalam memoarnya Titanic Made By Lapindo. [8] Sampai akhir September 2006 para ilmuwan mengatakan bahwa letusan itu mungkin berupa pembentukan gunung lumpur, dan mungkin mustahil untuk berhenti. [9] [10] [11]
Iklim
Bagian ini menjelaskan riwayat catatan cuaca di Bandara Internasional Juanda selama 2015. Stasiun ini memiliki catatan kembali ke Maret 2005.
Sidoarjo memiliki iklim savana tropis dengan musim dingin yang kering. Daerah dalam 40 km dari stasiun ini ditutupi oleh lahan pertanian (41%), lautan dan laut (39%), hutan (17%), dan danau dan sungai (2%). [12]
Data Iklim Harian (Stasiun Cuaca Juanda – 96935, 2015) [13]
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Suhu Tinggi Rata-rata (oC) 32,40 32,53 31,71 31,97 31,38 31,45 31,01 30,96 31,78 32,91 34,64 33,14
Rata-rata Suhu Rendah (oC) 24,64 24,41 24,38 25,21 24,86 23,69 23,08 23,03 22,68 24,06 26,48 25,31
Mean Mean Temperature (oC) 27.61 27.95 27.83 28.00 28.12 27.34 26.97 26.94 27.53 28.60 30.48 28.48
Hari terpanas 2015 adalah 16 Oktober, dengan suhu tinggi 35 ° C. Untuk referensi, pada hari itu suhu tinggi rata-rata adalah 33 ° C dan suhu tinggi melebihi 34 ° C hanya satu hari dalam sepuluh hari. Bulan terpanas 2015 adalah November dengan suhu harian rata-rata tertinggi 34 ° C.
Relatif terhadap rata-rata, hari terpanas adalah 26 Desember. Suhu tinggi hari itu adalah 35 ° C, dibandingkan dengan rata-rata 31 ° C, perbedaan 4 ° C. Secara relatif bulan terpanas adalah November, dengan suhu tinggi rata-rata 34 ° C, dibandingkan dengan nilai khas 33 ° C.
Mantra hangat terpanjang adalah dari 7 November hingga 6 Desember, yang merupakan 30 hari berturut-turut dengan suhu tinggi yang lebih hangat daripada rata-rata. Bulan November memiliki fraksi terbesar lebih hangat daripada hari-hari biasa dengan 93% hari dengan suhu tinggi lebih tinggi dari rata-rata.
Suhu harian rendah (biru) dan tinggi (merah) selama 2015 dengan area di antara mereka berarsir abu-abu dan ditumpangkan di atas rata-rata yang bersangkutan (garis tebal), dan dengan pita persentil (pita dalam dari 25 ke 75 persentil, pita luar dari 10 hingga Persentil ke 90). Bilah di bagian atas grafik berwarna merah di mana tinggi harian dan rendah di atas rata-rata, biru di mana keduanya di bawah rata-rata, dan putih sebaliknya.
Suhu harian rendah (biru) dan tinggi (merah) selama 2015 dengan area di antara mereka berarsir abu-abu dan ditumpangkan di atas rata-rata yang bersangkutan (garis tebal), dan dengan pita persentil (pita dalam dari 25 ke 75 persentil, pita luar dari 10 hingga Persentil ke 90). Bilah di bagian atas grafik berwarna merah di mana tinggi harian dan rendah di atas rata-rata, biru di mana keduanya di bawah rata-rata, dan putih sebaliknya.
Hari terdingin 2015 adalah 4 Juli, dengan suhu rendah 20 ° C. Untuk referensi, pada hari itu rata-rata suhu rendah adalah 23 ° C dan suhu rendah turun di bawah 21 ° C hanya satu hari dalam sepuluh hari. Bulan terakhir 2015 adalah September dengan rata-rata suhu rendah harian 22 ° C.
Relatif terhadap rata-rata, hari terdingin adalah 6 Juli. Suhu rendah hari itu adalah 20 ° C, dibandingkan dengan rata-rata 23 ° C, perbedaan 3 ° C. Secara relatif bulan terdingin adalah Oktober, dengan rata-rata suhu rendah 24 ° C, dibandingkan dengan nilai khas 25 ° C.
Mantra dingin terpanjang adalah dari 22 Januari – 8 Februari, yang merupakan 18 hari berturut-turut dengan suhu yang lebih dingin daripada rata-rata rendah. Bulan Februari memiliki fraksi terbesar lebih dingin daripada hari-hari biasa dengan 86% hari dengan suhu rendah lebih rendah dari rata-rata.
Kelembaban
Kelembaban merupakan faktor penting dalam menentukan bagaimana kondisi cuaca dirasakan seseorang yang mengalaminya. Hari yang panas dan lembab terasa lebih panas daripada hari-hari yang panas dan kering karena kadar air yang tinggi di udara lembab menghambat penguapan keringat dari kulit seseorang.
Saat membaca grafik di bawah ini, ingatlah bahwa bagian terpanas hari itu cenderung paling tidak lembab, sehingga jejak harian (coklat) yang lebih rendah lebih relevan untuk memahami kenyamanan siang hari daripada tinggi harian (biru), yang biasanya terjadi saat malam. Menerapkan pengamatan itu, bulan paling lembab 2015 adalah Oktober dengan kelembaban rendah rata-rata harian 40%, dan bulan paling lembab adalah April dengan kelembaban harian rata-rata 64%.
Tetapi penting untuk diingat bahwa kelembapan tidak memberi tahu seluruh gambar dan titik embun seringkali merupakan ukuran yang lebih baik tentang seberapa nyaman seseorang akan menemukan serangkaian kondisi cuaca tertentu. Silakan lihat bagian selanjutnya untuk pembahasan lanjutan tentang hal ini.
Kelembaban relatif harian rendah (coklat) dan tinggi (biru) selama 2015 dengan area di antara mereka berarsir abu-abu dan ditumpangkan di atas rata-rata yang bersangkutan (garis tebal), dan dengan pita persentil (pita dalam dari 25 ke 75 persentil, pita luar dari 10 hingga 90 persen).
Angin
Kecepatan angin berkelanjutan tertinggi adalah 13 m / detik, terjadi pada 13 Juli; kecepatan angin rata-rata harian tertinggi adalah 9 m / s (13 Juli); dan kecepatan angin tertinggi adalah 19 m / s (4 Februari).
Bulan paling berangin adalah Oktober, dengan kecepatan angin rata-rata 5 m / s. Bulan berangin paling sedikit adalah April, dengan kecepatan angin rata-rata 3 m / s.
Kecepatan angin harian rendah dan tinggi (area abu-abu terang) dan kecepatan angin angin maksimum setiap hari (garis biru kecil).
Harga Sewa Jas Wisuda Sidoarjo, Persewaan Baju Wisuda Sidoarjo, Sewa Baju Toga Anak Sidoarjo, Sewa Baju Toga Wisuda Sidoarjo, Sewa Baju Wisuda Sidoarjo, Sewa Jas Untuk Wisuda Sidoarjo, Sewa Jubah Paduan Suara Sidoarjo, Sewa Toga Sidoarjo, Sewa Toga Advokat Sidoarjo, Sewa Toga Wisuda Sidoarjo
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Kabupaten Pamekasan adalah sebuah kabupaten (kabupaten) dari provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak di Pulau Madura sekitar 120 km sebelah timur Surabaya, ibukota provinsi.
Kabupaten ini mencakup area seluas 792,24 km2, dan pada Sensus 2010, memiliki populasi 795.918 (meningkat dari 689.225 pada Sensus sebelumnya pada tahun 2000); perkiraan resmi terbaru (per Januari 2014) adalah 818.283.
Isi
1 kabupaten tetangga
2 Distrik Administratif
3 Demografi
4 Ekonomi
5 Referensi
Kabupaten tetangga
Kabupaten Pamekasan berbatasan di sebelah timur oleh Kabupaten Sumenep, di utara oleh Laut Jawa, di sebelah barat oleh Kabupaten Sampang, dan di selatan oleh Selat Madura (memisahkan Madura dari pulau Jawa).
Distrik Administratif
Kabupaten Pamekasan terdiri dari tiga belas kabupaten (kecamatan), ditabulasikan di bawah ini dengan populasi mereka pada Sensus 2010:
Sejarah
Kemunculan sejarah pemerintahan lokal Pamekasan, diperkirakan baru diketahui sejak pertengahan abad ke-15 berdasarkan sumber sejarah tentang lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sunoyo yang mulai merintis pemerintahan lokal di daerah Proppo atau Parupuk. Jauh sebelum munculnya legenda ini, keberadaan Pamekasan tidak banyak dibicarakan. Diperkirakan, Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh raja Kertanegara.
Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Istilah Pamekasan sendiri baru dikenal pada sepertiga abad ke-16, ketika Ronggosukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton Labangan Daja ke Kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehingga terjadi perubahan nama wilayah ini. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.
Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad ke-15, tidak dapat disangkal bahwa kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah kegelapan Majapahit tentu tidak bisa dimungkiri tentang kemiskinan data sejarah karena di Majapahit sendiri telah sibuk dengan upaya mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya yang sangat besar, apalagi saat itu sastrawan-sastrawan terkenal setingkat Mpu Prapanca dan Mpu Tantular tidak banyak menghasilkan karya sastra. Sedangkan pada kehidupan masyarakat Madura sendiri, tampaknya lebih berkembang sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulis. Graaf (2001) menulis bahwa orang Madura tidak mempunyai sejarah tertulis dalam bahasa sendiri mengenai raja-raja pribumi pada zaman pra-islam.
Tulisan-tulisan yang kemudian mulai diperkenalkan sejarah pemerintahan Pamekasan ini pada awalnya lebih banyak ditulis oleh penulis Belanda sehingga banyak menggunakan Bahasa Belanda dan kemudian mulai diterjemahkan atau ditulis kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah ataupun Abdurrahman. Memang masih ada bukti-bukti tertulis lainnya yang berkembang di masyarakat, seperti tulisan pada daun lontar atau Layang Madura, namun demikian tulisan pada layang inipun lebih banyak menceritakan sejarah kehidupan para Nabi (Rasul) dan sahabatnya, termasuk juga ajaran-ajaran agama sebagai salah satu sumber pelajaran agama bagi masyarakat luas.
Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, terlebih lagi ketika Ronggosukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di wilayahnya. Bahkan, raja ini disebut-sebut sebagai raja Pertama di Pamekasan yang secara terang-terangan mulai mengembangkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan jalan Se Jimat, yaitu jalan-jalan di Alun-alun kota Pamekasan dan mendirikan Masjid Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum bisa diketemukan adanya inskripsi ataupun prasasti pada beberapa situs peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia memerintah Pamekasan.
Bahkan zaman pemerintahan Ronggosukowati mulai dikenal sejak berkembangnya legenda kyai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggosukowati yang diceritakan mampu membunuh Pangeran Lemah Duwur dari Aresbaya melalui peristiwa mimpi. Padahal temuan ini sangat penting karena dianggap memiliki nilai sejarah untuk menentukan Hari Jadi Kota Pamekasan.
Terungkapnya sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invansi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal dibawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh Sarjana barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH. Pigeaud tentang kerajaan Islam pertama di Jawa dan Benda tentang Matahari Terbit dan Bulan Sabit, termasuk juga beberapa karya penelitian lainnya yang menceritakan sejarah Madura. Masa-masa berikutnya yaitu masa-masa yang lebih cerah sebab telah banyak tulisan berupa hasil penelitian yang didasarkan pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari masuknya pengaruh Mataram khususnya dalam pemerintahan Madura Barat (Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang sempat menimbulkan pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan menimbulkan peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke’ Lesap, dan terakhir pada saat terjadinya pemerintahan kolonial Belanda di Madura.
Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda inilah, tampaknya Pamekasan untuk perkembangan politik nasional tidak menguntungkan, tetapi disisi lain, para penguasa Pamekasan seperti diibaratkan pada pepatah Buppa’, Babu’, Guru, Rato telah banyak dimanfaatkan oleh pemerintahan Kolonial untuk kerentanan politiknya. Hal ini terbukti dengan banyaknya penguasa Madura yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk memadamkan beberapa pemberontakan di Nusantara yang dianggap merugikan pemerintahan kolonial dan penggunaan tenaga kerja Madura untuk kepentingan perkembangan ekonomi Kolonial pada beberapa perusahaan Barat yang ada didaerah Jawa, khususnya Jawa Timur bagian timur (Karisidenan Basuki).
Tenaga kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa perkebunan Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak hijrah dan menetap di daerah Bondowoso. Walaupun sisi lain, seperti yang ditulis oleh peneliti Belanda masa Hindia Belanda telah menyebabkan terbukanya Madura dengan dunia luar yang menyebabkan orang-orang kecil mengetahui system komersialisasi dan industrialisasi yang sangat bermanfaat untuk gerakan-gerakan politik masa berikutnya dan muncul kesadaran kebangsaan, masa Hindia Belanda telah menorehkan sejarah tentang pedihnya luka akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing. Memberlakukan dan perlindungan terhadap system apanage telah membuat orang-orang kecil di pedesaan tidak bisa menikmati hak-haknya secara bebas.
Begitu juga ketika politik etis diberlakukan, rakyat Madura telah diperkenalkan akan pentingnya pendidikan dan industri, tetapi disisi lain, keuntungan politik etis yang dinikmati oleh rakyat Madura termasuk Pamekasan harus ditebus dengan hancurnya ekologi Madura secara berkepanjangan, atau sedikitnya sampai masa pemulihan keadaan yang dipelopori oleh Residen R. Soenarto Hadiwidjojo. Bahwa pencabutan hak apanage yang diberikan kepada para bangsawan dan raja-raja Madura telah mengarah kepada kehancuran prestise pemegangnya yang selama beberapa abad disandangnya.
Perkembangan Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak bukti tertulis berupa manuskrip ataupun inskripsi tampaknya memiliki peran yang cukup penting pada pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional. Banyak tokoh-tokoh Pamekasan yang kemudian bergabung dengan partai-partai politik nasional yang mulai bangkit seperti Sarikat Islam dan Nahdatul Ulama diakui sebagai tokoh nasional. Kita mengenal Tabrani, sebagai pencetus Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang mulai dihembuskan pada saat terjadinya Kongres Pemuda pertama pada tahun 1926, namun terjadi perselisihan paham dengan tokoh nasional lainnya di kongres tersebut. Pada Kongres Pemuda kedua tahun 1928 antara Tabrani dengan tokoh lainnya seperti Mohammad Yamin sudah tidak lagi bersilang pendapat.
Pergaulan tokoh-tokoh Pamekasan pada tingkat nasional baik secara perorangan ataupun melalui partai-partai politik yang bermunculan pada saat itu, ditambah dengan kejadian-kejadian historis sekitar persiapan kemerdekaan yang kemudian disusul dengan tragedi-tragedi pada zaman pendudukan Jepang ternyata mampu mendorong semakin kuatnya kesadaran para tokoh Pamekasan akan pentingnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian bahwa sebagian besar rakyat Madura termasuk Pamekasan tidak bisa menerima terbentuknya negara Madura sebagai salah satu upaya Pemerintahan Kolonial Belanda untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Melihat dari sedikitnya, bahkan hampir tidak ada sama sekali prasasti maupun inskripsi sebagai sumber penulisan ini, maka data-data ataupun fakta yang digunakan untuk menganalisis peristiwa yang terjadi tetap diupayakan menggunakan data-data sekunder berupa buku-buku sejarah ataupun Layang Madura yang diperkirakan memiliki kaitan peristiwa dengan kejadian sejarah yang ada. Selain itu diupayakan menggunakan data primer dari beberapa informan kunci yaitu para sesepuh Pamekasan.
Pendidikan
Selain dikenal Kota Batik dan Gerbang Salam. Kabupaten Pamekasan juga dinobatkan sebagai Kabupaten Pendidikan dikarenakan banyaknya lembaga pendidikan mulai dari Tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Predikat Kabupaten Pamekasan sudah diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moh. Nuh pada akhir tahun 2012 lalu, sejak saat itulah Kabupaten pamekasan secara resmi mendeklarasikan diri menjadi kabupaten Pendidikan.
Predikat kabupaten Pendidikan tentu bukan hanya sekadar predikat, akan tetapi hal itu diraih atas keberhasilan kabupaten pamekasan dalam menggalakkan pendidikan, sehingga dari tahun ke tahun terus bertabur prestasi baik dari tingkat local, regional, hingga internasional.
SMP Islam Mambaul Ulum Tlagah Pegantenan Pamekasan
SMP.Al-Muarraf padukoan bicorong pakong pamekasan
Mts Nahdlatun Nasyiin, Legung Bungbaruh Kadur
MTs Ummul Quro Plakpak Pegantenan
Pesantren
Pondok Pesantren Al-Falah Dempo Barat Pasean
Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar
Pondok Pesantren Sumber Bungur Pakong Pamekasan
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Pancoran Barat Kadur
Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet
Pondok Pesantern An-Nasyiin Grujugan
Pondok pesantren Al-Miftah Panyepen
Pondok Pesantren Al-Falah Sumber Gayam Kadur
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sumber Jati
Pondok Pesantren Tahfidzil Qur’an Bangkes
Pondok Pesantren Miftahul Khoir Cenlecen Pakong
Pondok Pesantren Ummul Quro As-suyuty Plakpak
Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Taman Sari
Pondok Pesantren Nurul Ulum Karang Manggis
Pondok Pesantren Darul Karomah Larangan Luar
Pondok Pesantren Al-islah Beringin
Pondok Pesentren Al mujtama’ Plak Pak
Pondok Pesentren As Salafiyah Sumber Duko Pakong
Pondok Pesantren Darul Lughah Akkor Palengngaan
Pondok Pesantren Al Hamidy Tlagah Pegantenan Pamekasan
Pondok pesantren MIFTAHUL ULUM Padukoan bicorong pakong pamekasan
Pondok pesantren SUMBER ANYAR Larangan Tokol Tlanakan Pamekasan
Pondok pesantren AT TAUFIQ Jungcangcang Pamekasan
Prestasi
Medali Emas Kejuaraan Dunia Fisika Internasional 2006 oleh Andy Octavian Latief
Medali Emas Olimpiade Fisika tingkat dunia ke-41 2010 oleh Shohibul Maromi
Medali Emas International Mathematical Contest The Clock Tower School 14th Edition” 2011 oleh Alyssa Diva Mustika
Medali Emas atau Juara pertama TANFIDZ ALQUR’AN Internasional Di Mesir oleh Salim Ghazali
Medali Perunggu asean physic olimpiade(AphO)di Bangkok 2009 Ali Ichsanul Qauli dan M.Shohibul Maromi
5 Medali Perunggu olimpiade matematika internasional World Mathematics Invitational Korea Selatan, 2013 oleh Beauty Valen Fajri, Bintang Alethea Nagara,Prima Sultan Hudiyanto Muhammad Salman Al Farisi dan Moh. Amiril Haq.
Penghargaan khusus dalam ajang Olimpiade Fisika tingkat Asia 2013 oleh Fidiya Maulida
Serta Sederet Prestasi membanggakan di level regional, nasional dan internasional
Olahraga
Selain Karapan Sapi sebagai olahraga Tradisional Madura yang perhelatan finalnya ditempatkan di Kabupaten Pamekasan. Pamekasan juga sedang naik daun dalam dunia Sepak Bola. Saat ini PERSEPAM (Madura United) klub Sepak Bola asal Pamekasan naik daun dengan masuknya di devisi utama sejak kompetisi 2012/2013 dalam Indonesia Super League (ISL)info lebih lengkap seilahkan cek http://kabarpmu.com
Kebudayaan
Tradisi
Nisfu Sya’ban
upacara petik laut
Pertunjukan
tari Pecot
tari samper nyecceng
tari dhanggak
tari rondhing
tari mekar sareh
tari sekar kedaton
tari topeng gethak
tari Samman
gamelan tabuan kenek
remo mekassan
sronin
ol-dhaol
Kriya
batik tulis di Kecamatan Proppo, Kecamatan Palengaan, Kecamatan Pamekasan
Permainan rakyat
Karapan Sapi Pasangan sapi jantan
Kontes Sapi Sonok Pasangan sapi betina
Kontes Ayam Ketawa
Rupa-Rupa
Kuliner
Sate Kambing Pamekasan
Sate Lalat atau Sate Laler(sate dengan ukuran daging yang kecil)
Rujak Cingur
Rawon
Soto Pamekasan
minuman Ta’al/Legen/Siwalan
Krepek Tangguk
Krepek Tette
Kaldu Kokot
Pariwisata
Pantai Talang Siring, Kecamatan Montok
Pantai Jumiang, Kecamatan Pademawu
Pantai Batu Kerbuy
Api tak kunjung padam / Jhengkah
Makam Batuampar
Makam Kyai Ratoh Sumber Anyar
Vihara Avalokitesara
Situs Pangeran Rangga Sukawati
Candi Burung, Kecamatan Proppo
Museum Daerah
Pasar Batik Joko Tole
Pasar 17 Agustus
Campor Lorjuk Jumiang
Monumen
Monumen Arek Lancor, Pamekasan
Monumen Proklamasi, Pamekasan
Event
Pekan Budaya Madura
Akomodasi
Hotel di Pamekasan:
Madinah
Garuda
Ramayana
Pkpri
Trunojoyo
New Ramayana
Putri
Purnama
Edo Hotel
Malindo
Madura Indah
Home Stay Asri
Losmen Varia
Odaita
Front One
Harga Sewa Jas Wisuda Pamekasan, Persewaan Baju Wisuda Pamekasan, Sewa Baju Toga Anak Pamekasan, Sewa Baju Toga Wisuda Pamekasan, Sewa Baju Wisuda Pamekasan, Sewa Jas Untuk Wisuda Pamekasan, Sewa Jubah Paduan Suara Pamekasan, Sewa Toga Pamekasan, Sewa Toga Advokat Pamekasan, Sewa Toga Wisuda Pamekasan
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Mojokerto (Jawa: ꦩꦗꦏꦼꦂꦠ (Majakerta)) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. [2] Terletak 40 km barat daya Surabaya, dan merupakan salah satu unit komponen dari wilayah metropolitan Surabaya (dikenal sebagai Gerbangkertosusila) yang terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan.
Isi
1 Administrasi
2 Ekonomi
3 Etimologi
4 The Anniversary Anniversary Plan of Majapahit Glory
5 tautan Eksternal
6 Referensi
Administrasi
Kota Mojokerto secara administratif dibagi menjadi tiga kabupaten (kecamatan): Prajurit Kulon (dengan 53.183 penduduk pada Sensus 2010) dan Magersari (dengan 67.013 penduduk pada Sensus 2010) dan Kranggan. Mereka dibagi menjadi 12 “desa” lokal, yang terdaftar di bawah ini dengan populasi 2010 mereka:
Kecamatan Prajurit Kulon
Surodinawan (6.952)
Prajurit Kulon (6,432)
Blooto (5.358)
Mentikan (5,977)
Kauman (2,820)
Pulorejo (6,557)
Kecamatan Magersari
Gunung Gedangan (6,263)
Kedundung (13.381)
Purwotengah (1,913)
Gedongan (2,023)
Magersari (5.085)
Wates (18.296)
Kecamatan Kranggan
Jagalan (2.926)
Sentanan (2,072)
Kranggan (11.370)
Miji (7,717)
Meri (7,825)
Balongsari (7.229)
Ekonomi
Mojokerto menempati posisi dan peran strategis di Jawa Timur. Ini berfungsi sebagai stok makanan yang dapat diandalkan dan daya tarik wisata. PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup – Pusat Pendidikan Lingkungan Seloliman) terletak di Mojokerto, organisasi non-pemerintah yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kesadaran lingkungan. Secara historis, Mojokerto secara luas dikenal sebagai pusat Kerajaan Wetan Mas Raja Airlangga (1029/1041), dan Kerajaan Majapahit dengan dinasti Brawijaya (1292-1400) dan wilayahnya melebihi Nusantara (konsep standar wilayah kepulauan Indonesia).
Mojokerto memiliki semboyan “Kota Budi Parinda”
Etimologi
Nama “Mojokerto” adalah pelafalan lokal Jawa dari bahasa Melayu woeds “Maja” dan “Karta”. Kata Maja adalah sama dengan Majapahit, dan berasal dari kata ‘bael fruit’ yang ditemukan di lokasi ibukota baru Kerajaan Majapahit. Karta dan Kerta berarti ‘Benteng’, oleh karena itu Mojokerto berarti ‘Benteng Majapahit’.
Rencana Anniversary Tujuh Abad dari Majapahit Glory
Sejak empat tahun lalu, ada beberapa pameran budaya di Jawa Timur, yang berlangsung selama seminggu. Sekitar 37 kabupaten berpartisipasi. Kegiatan ini telah diadakan di berbagai kota dan kota alternatif seperti Surabaya, Malang, Jember, Madiun. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi spesifik Jawa Timur baik dalam bentuk kesenian tradisional atau makanan khusus dalam rangka pemasaran tempat wisata di Jawa Timur. Tahun ini bertepatan dengan tahun Lingkungan Hijau, Kunjungan Wisata, dan peringatan Tujuh Umur yang ditetapkan Mojokerto sebagai tempat penyelenggaraan pameran budaya. Untuk tujuan ini, komite lokal dan provinsi telah mengambil langkah-langkah berikut:
Untuk mengadakan simposium di ambang peringatan tujuh tahun Majapahit dan untuk membawa buku-buku tentang Majapahit
Untuk menunjuk tahun Lingkungan Hijau dengan menanam tanaman langka di daerah Majapahit tetap; Tigapuluh tujuh Kabupaten di Provinsi Jawa Timur akan berpartisipasi pada kesempatan ini.
Untuk menginovasi artefak Majapahit (peninggalan arkeologis)
Untuk membangun fasilitas di tempat wisata
Berbagai kegiatan yang sedang diatur adalah sebagai berikut:
Pekan raya budaya dan pariwisata Jawa Timur mencerminkan kemegahan Majapahit
Pameran Arkeologi
Seminar-seminar para arkeolog dan sejarawan
Seni budaya dan festival
Pengantar tempat wisata
Kejadian-kejadian yang disebutkan di atas terjadi dari 5 Juli 1993 hingga 15 Juli 1993. Beberapa turis asing datang dari Cina, Finlandia, Denmark, Malaysia dan Timur Tengah.
Harga Sewa Jas Wisuda Mojokerto, Persewaan Baju Wisuda Mojokerto, Sewa Baju Toga Anak Mojokerto, Sewa Baju Toga Wisuda Mojokerto, Sewa Baju Wisuda Mojokerto, Sewa Jas Untuk Wisuda Mojokerto, Sewa Jubah Paduan Suara Mojokerto, Sewa Toga Mojokerto, Sewa Toga Advokat Mojokerto, Sewa Toga Wisuda Mojokerto
Persewaan Baju Wisuda Madiun pesan sekarang toga anda ke 0812 1661 9060
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Madiun adalah sebuah kota di bagian barat Jawa Timur, Indonesia, yang terkenal akan pusat pertaniannya. Itu sebelumnya (sampai 2010) ibukota Kabupaten Madiun, tetapi sekarang secara administratif terpisah dari kabupaten.
Madiun, terletak 169 km barat daya Surabaya, meliputi area seluas 33,92 km persegi, dan memiliki populasi 170.964 pada Sensus 2010, [1] perkiraan resmi terbaru (per 2014) adalah 175.767. Kota ini rata-rata 63 meter di atas permukaan laut dan terletak di Sungai Madiun, anak sungai Bengawan Solo. Dikelilingi oleh sejumlah gunung, termasuk Gunung Wilis (2.169 m) di sebelah timur, di selatan Kapur Selatan (500-1000 m) dan ke barat Gunung Lawu (3,285 m). Madiun memiliki suhu rata-rata 20-35 derajat Celcius.
Isi
1 Administrasi
2 Sejarah
3 Iklim
4 Lihat juga
5 Referensi
6 Tautan eksternal
Administrasi
Kota ini dibagi menjadi tiga kabupaten (kecamatan), terdaftar di bawah ini dengan populasi Sensus 2010 mereka: [2]
Mangu Harjo (49.391)
Taman (72,667)
Kartoharjo (48.916)
Sejarah
Lihat juga: Peristiwa Madiun
Madiun adalah tempat pemberontakan yang tercatat pada tahun 1948 oleh unsur-unsur Partai Komunis Indonesia (PKI), “Peristiwa Madiun”. Setelah penandatanganan Perjanjian Renville tahun itu, unit gerilya dan milisi di bawah pengaruh PKI diperintahkan untuk bubar. Di Madiun sekelompok milisi PKI menolak untuk melucuti senjata dan terbunuh pada bulan September. Pembunuhan itu memicu pemberontakan yang keras. Sumber-sumber tentara mengklaim bahwa PKI telah mengumumkan proklamasi “Republik Soviet Indonesia” pada 18 September dengan Muso sebagai presidennya dan Amir Sjarifuddin sebagai perdana menteri.
Pemberontakan ditindas oleh pasukan republik. Pada 30 September, Madiun diambil alih oleh pasukan republik dari Divisi Silwangi. Ribuan kader partai terbunuh dan 36.000 dipenjarakan. Di antara anggota PKi yang dieksekusi adalah beberapa pemimpin termasuk Muso yang dibunuh pada 31 Oktober, diduga ketika mencoba melarikan diri dari penjara. Pemimpin PKI lainnya seperti D.N. Aidit pergi ke pengasingan di Tiongkok.
Kota Madiun (Hanacaraka: ꦑꦸꦛꦩꦝꦶꦪꦸꦤ꧀) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 160 km sebelah barat Surabaya, atau 111 km sebelah timur Surakarta, Jawa Tengah. Di kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah satu pangkalan utama AURI, meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Madiun memiliki julukan Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, Kota Sastra, dan Kota Industri.
Sejarah
Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata “medi” (hantu) dan “ayun-ayun” (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan “Babat tanah Madiun” terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan Madiun, tetapi Wonoasri.
Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kadiri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.
Beberapa peninggalan Kadipaten Madiun salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, di mana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak disekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.
Kota Madiun dahulu merupakan pusat dari Karesidenan Madiun, yang meliputi wilayah Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan. Meski berada di wilayah Jawa Timur, secara budaya Madiun lebih dekat ke budaya Jawa Tengahan (Mataraman atau Solo-Yogya), karena Madiun lama berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.
Pada tahun 1948, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun yang dipimpin oleh Musso di daerah Dungus, Wungu, Kabupaten Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek.
Pembagian administratif
Wilayah Kota Madiun mempunyai luas 33,23 Km² terbagi menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Manguharjo, Kecamatan Taman, dan Kecamatan Kartoharjo. Dengan luas masing-masing Kecamatan Manguharjo 12,54 Km², Kecamatan Taman 13,46 Km²,dan Kecamatan Kartoharjo 11,73 Km².[1] Masing-masing kecamatan tersebut terdiri atas 9 kelurahan sehingga semuanya terdapat 27 kelurahan di Kota Madiun.[2][3][4]
Geografi
Secara geografis Kota Madiun terletak pada 111° BT – 112° BT dan 7° LS – 8° LS dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Geger di sebelah selatan , sebelah timur dengan Kecamatan Wungu, dan sebelah barat dengan Kabupaten Magetan.[5] Kota Madiun hampir berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Madiun, serta dengan Kabupaten Magetan di sebelah Barat. Bengawan Madiun mengalir di kota ini, merupakan salah satu anak sungai terbesar Bengawan Solo.
Kota Madiun terletak pada daratan dengan ketinggian 63 meter hingga 67 meter dari permukaan air laut. Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut terletak di tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air laut terletak di sebelah di selatan. Rentang temperatur udara antara 20 °C hingga 35 °C.[5] Rata-rata curah hujan Kota Madiun turun dari 210 mm pada tahun 2006 menjadi 162 mm pada tahun 2007. Rata-rata curah hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan di awal tahun dan akhir tahun, sedangkan rata-rata curah hujan rendah terjadi pada pertengahan tahun.[6]
Perekonomian
Stasiun Madiun merupakan stasiun terbesar dan tertua ketiga di Jawa Timur.
Bus Sumber Kencono sedang berhenti di Terminal Purbaya, Madiun.
Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2006 tercatat sebesar Rp 937 miliar[7], sedangkan atas Harga Bsebesar Rp 1,687 triliun[8]. Dengan jumlah penduduk mencapai 198.745 jiwa (per 2006), pendapatan per kapita rata-rata mencapai Rp 8,4 juta per tahun jika didasari PDRB atas Harga Berlaku.
Kekuatan anggaran pemerintah kota madiun (APBD) pada 2007 mencapai Rp 854 miliar, di mana Rp 87 miliar untuk belanja publik. Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, APBD per kapita mencapai Rp900 ribu per tahun.
Posisinya yang cukup strategis menjadikan Madiun berada di jalur utama Surabaya-Yogyakarta. Kota ini juga menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo dan Pacitan ke arah selatan. Akan direncanakan oleh pemerintah Jawa Timur untuk membangun jalan bebas hambatan dari Kota Surakarta (Tanpa lewat Kota Sragen dan Ngawi) lurus ke barat laut sampai Maospati, Magetan kemudian di teruskan sampai Kota Madiun dan di teruskan lurus ke timur laut melewati Kota Nganjuk sampai di Waru, Sidoarjo (Berhubung dengan Tol Surabaya-Gempol), hal ini bertujuan untuk membangun Kota Madiun sebagai kota metropolitan atau kota singgah yang diharapkany dapat membantu permasalahan Kota Surabaya. Oleh karena itu, Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah hinterland atau pusat ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda No 6/2007).
Selama periode 2003-2008, sektor-sektor primer mengalami penaikan dari 2,61% menjadi 3,18%. Sektor sekunder (industri) juga mengalami penaikan dari 40% menuju 59%. Sektor tersier meningkat dari 57,32% menjadi 58,45%, yang semakin menegaskan arah pertumbuhan Kota Madiun sebagai pusat perdagangan untuk daerah Jawa Timur.[butuh rujukan]
Sebagai pusat perekonomian Jatim sebelah barat[butuh rujukan], angkutan antarkota dilayani oleh Bus dan kereta api. Angkutan bus dilayani di Terminal Purboyo dan Terminal Te’an. Madiun dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Stasiun Madiun merupakan stasiun terbesar ketiga di kawasan Jawa Timur setelah stasiun Surabaya Kota dan Malang Kota Lama sekaligus stasiun tertua ketiga juga, dan terdapat pusat industri kereta api Indonesia (PT INKA).
Persentase penduduk miskin di Kota Madiun jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Jawa Timur.[butuh rujukan] Sejak terjadi penurunan persentase penduduk miskin pada tahun 2004 di Kota Madiun yaitu dari 7,9 menjadi 7,1 selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Tahun 2005 penduduk miskin Kota Madiun turun 2,74 persen dari tahun 2004 disaat penduduk miskin di Jawa Timur naik sebesar 3,44 persen. Kemudian turun secara sangat signifikan pada tahun 2006 menjadi 6,32 dan tahun 2007 menjadi 5,49 persen.
Pusat perbelanjaan
Plaza Madiun di Jalan Pahlawan
Matahari Plaza di Jalan Pahlawan
Sri Ratu 1 di Jalan Pahlawan
Timbul Jaya Plaza di Jalan Pahlawan
Presiden Plasa Utama di Jalan Jenderal Sudirman
Presiden Plasa (Bursa Handphone) di Jalan Alun-alun Timur
Carrefour Madiun di Jalan S.Parman
Suncity Mall and Plaza di Jalan S. Parman
Pasar Besar Madiun di jalan Jenderal Sudirman
Pasar Joyo di Jalan Imam Bonjol
Pasar Sleko di Jalan Trunojoyo
Pasar Logam Jaya di Jalan Slamet Riyadi
Pasar Ikan Putra di Jalan Pelita Tama
Pasar Burung Sri Jaya di Jalan Pelita Tama
Pasar Sukoasri di Jalan Mangun Karya
Madiun Royal Square (MARS)
Pasar Kawak Jl. Kutai
Industri
Kota Madiun juga dikenal sebagai Kota Industri karena memiliki industri sebagai berikut:
Industri kereta api (PT INKA)[9]
Industri UMKM
Industri baja (PT Hari Jaya Utama)
Industri mebel Jepara
Industri sepatu Alvero
Industri tas
Industri makanan ringan
Industri pabrik rokok
Transportasi
Kota Madiun dilintasi oleh Jalan raya Yogyakarta-Surabaya. sehingga memiliki Terminal Bus Purboyo yang terletak di Jalan Basuki Rahmat, Madiun. Kota Madiun juga dilalui oleh rel kereta api, yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, yang berpusat di Stasiun Madiun. Stasiun Madiun juga memberangkatkan Kereta api sendiri, yaitu KRDI Madiun Jaya, tujuan Solo-Balapan dan Yogyakarta. Kini ada juga KRDI Arjuna tujuan Surabaya Gubeng. Lalu pada 24 Juli 2013 PT. KAI mulai membuat trayek baru jurusan Madiun-Stasiun Merak yang sampai sekarang masih beroperasi.
Sosial dan budaya
Nasi Pecel merupakan makanan khas Kota Madiun.
Pada 2007, jumlah penduduk Kota Madiun mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 5 persen. Jumlah penduduk berdasarkan usia cukup dinamis. Usia di bawah 15 tahun, jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari jumlah perempuan, tetapi untuk usia antara 15 sampai 19 lebih banyak perempuan. Demikian juga untuk usia 50 tahun ke atas, jumlah perempuan jauh lebih besar dari pada jumlah laki-laki.
Dalam periode 2003-2007, rata-rata lama sekolah di Madiun mencapai 9,5 sampai 10,32 tahun atau sampai kelas 10 (setingkat SLTP). Masih jauh dari kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan sebuah kota yang berbasis sektor jasa dan perdagangan. Namun, angka tersebut jauh di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur yang mencapai 6,5 sampai 7,06 tahun.
Madiun terkenal dengan produk unggulannya makanan brem. Salah satu makanan khas Madiun adalah Pecel Madiun, serta sambal pecel madiun. Kota Madiun juga merupakan pelestari budaya tradisional, yaitu pencak silat. Di mana merupakan salah satu kekayaan seni beladiri di Indonesia. Bentuk-bentuk pelestarian itu seperti masih adanya berbagai organisasi pencak silat yang asli Madiun seperti Setia Hati yang merupakan salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia yang turut membentuk alur aliran pencak silat di Indonesia, Setia Hati Terate yang dapat dikatakan sebagai organisasi pencak silat terbesar di Indonesia yang turut membidani lahirnya IPSI (termasuk 10 perguruan historis IPSI bersama Setia Hati Organisasi – Semarang), Setia Hati Tattuhu Tekad, Setia Hati Tunas Muda Winongo, Pencak Silat & Tenaga Dalam ” Persaudaraan Rasa Tunggal “, Perguruan Pencak Silat-Beladiri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih, OCC Pangastuti, Ki Ageng Pandan Alas, IKSPI Kera Sakti, Perisai Diri dan Persati
Pendidikan
Alun-Alun Madiun saat ini.
Perguruan Tinggi
Kota Madiun juga dikenal sebagai Kota Pelajar, karena memiliki sejumlah perguruan tinggi, seperti;
Selain perguruan tinggi, ada beberapa sekolah menengah atas yang namanya sudah terkenal hingga tingkat nasional bahkan internasional.
Sekolah menengah atas
SMA Negeri 1 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMA Negeri 2 Madiun[10] (Sekolah Standar Nasional)
SMA Negeri 3 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMA Negeri 4 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMA Negeri 5 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMA Negeri 6 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMA Cokroaminoto Madiun
SMA Muhammadiyah 1 Madiun
SMA Muhammadiyah 2 Madiun
SMA Santo Bonaventura
Sekolah menengah kejuruan
SMK Negeri 1 Madiun (Sekolah Standar Internasional)[11]
SMK Negeri 2 Madiun
SMK Negeri 3 Madiun
SMK Negeri 4 Madiun (Sekolah Standar Internasional)
SMK Negeri 5 Madiun
SMK Cokroaminoto 1 Madiun
SMK Cokroaminoto 2 Madiun
SMK Farmasi Bina Farma Madiun
SMK Bonaventura Madiun
SMK Vic-Toriqot Madiun
SMK Sore Madiun
SMK Siang Madiun
SMK Iswahyudi Madiun
SMK Gamaliel 1 Madiun
SMK Gamaliel 2 Madiun
SMK PGRI 1 Madiun (STM Siang)
SMK YP 17-1 Madiun
SMK YP 17-2 Madiun
SMK Kusuma Terate
SMK Taman Siswa 1
SMK Cendekia Madiun
SMK Taman Siswa 2
SMK Al basyariyah
SMK Negeri 1 Kebonsari
Madrasah aliyah
MA Negeri 1 Madiun
MA Negeri 2 Madiun (Rintisan Madrasah Berstandar Internasional)
Sekolah menegah pertama
Sekolah menengah pertama negeri
SMP Negeri 1 Madiun[12] (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) [13]
SMP Negeri 2 Madiun (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional)
SMP Negeri 3 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Negeri 4 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Negeri 5 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Negeri 6 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Negeri 7 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Negeri 8 Madiun
SMP Negeri 9 Madiun
SMP Negeri 10 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Negeri 11 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Negeri 12 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Negeri 13 Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Negeri 14 Madiun
Madrasah tsanawiyah
MTs Al-Ihsan Madiun, Kebonsari
MTs Negeri Madiun
MTs Negeri Sewulan
Sekolah menengah pertama swasta
SMP Muhammadiyah 1 Madiun
SMP Santo Yusuf Madiun (Sekolah Standar Nasional)
SMP Santo Bernadus Madiun
SMP Bina Jaya Sari Madiun
SMPIT Bakti Ibu Madiun
Lembaga bimbingan belajar
Ganesha Operation
Primagama
Neutron
Harga Sewa Jas Wisuda Madiun, Persewaan Baju Wisuda Madiun, Sewa Baju Toga Anak Madiun, Sewa Baju Toga Wisuda Madiun, Sewa Baju Wisuda Madiun, Sewa Jas Untuk Wisuda Madiun, Sewa Jubah Paduan Suara Madiun, Sewa Toga Madiun, Sewa Toga Advokat Madiun, Sewa Toga Wisuda Madiun
Persewaan Baju Wisuda Pacitan pesan sekarang toga anda ke 0812 1661 9060
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Pacitan (Bahasa Indonesia: Kabupaten Pacitan) adalah sebuah kabupaten yang terletak di barat daya Provinsi Jawa Timur, dengan Provinsi Jawa Tengah di perbatasan baratnya. Terletak di antara 7.55 ° – 8.17 ° S dan 110.55 ° – 111.25 ° E. Perbatasan Kabupaten Pacitan adalah: Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri di utara, Kabupaten Trenggalek di timur, dan Samudera Hindia di selatan. Ibu kota Kabupaten Pacitan adalah kota Pacitan. Mayoritas warga di Pacitan berbicara bahasa Jawa sebagai bahasa pertama mereka, ketika berbicara bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua.
Isi
1 Geografi
2 pembagian administratif
3 Pantai Surfer
4 Orang-orang penting
5 Referensi
Geografi
Pantai Watu Karung, Pringkuku, Pacitan
Klayar Beach, Donorojo, Pacitan
Wilayah Kabupaten Pacitan adalah sekitar 1.342,42 km². Sebagian besar bergunung-gunung dan berbatu, juga memiliki beberapa ngarai berbatu. Geografi semacam itu mencakup sekitar 88% dari kabupaten, dan ini karena Pacitan terletak di Pegunungan Seribu. Gunung tertinggi di Pacitan adalah Gunung Lima di Kebonagung, dan Gunung Gembes di Bandar sebagai mata air Sungai Grindulu.
Perbandingan tipe lahan:
Datar (0 – 5% kemiringan) = 53,7 km² (4%)
Bumpy (6 – 10% kemiringan) = 134,24 km² (10%)
Bergelombang (11 – 30% kemiringan) = 322,18 km² (24%)
Lereng (31 – 50% kemiringan) = 698,06 km² (52%)
Pegunungan (lebih dari 51% kemiringan) = 134,24 km² (10%)
Umumnya, tanah di Pacitan dapat dibagi menjadi dua kategori, kalsium kaya di selatan, dan tanah subur di utara. Tanah terdiri dari asosiasi litosal, litium merah mediterania, tuf dan senyawa vulkanik, kompleks litosal kemerahan, dan aluvial abu-abu, endapan lempung yang mengandung banyak mineral potensial. Mineral adalah feldspar, ball clay, bentonit, pyrophyllite, kalsit, gypsum, batuan fosfat, kuarsa, batu bara, dolomit, batu permata [klarifikasi diperlukan], bijih timah, dan manganite.
Kabupaten Pacitan terdiri atas 130,87 km² sawah dan 1.211,55 km² lahan kering. Menurut tipe irigasi sawah dapat dikelompokkan menjadi: sawah irigasi teknis (16,06 km²), setengah sawah irigasi teknis (11,88 km²), sawah irigasi sederhana (40,63 km²), dan sawah tadah hujan (62,3 km²) .
Divisi administratif
Kabupaten Pacitan terbagi menjadi dua belas distrik (kecamatan):
Pacitan
Kebonagung
Arjosari
Tulakan
Ngadirojo
Punung
Pringkuku
Donorojo
Nawangan
Tegalombo
Sudimoro
Bandar
Pantai Surfer
Kabupaten Pacitan memiliki 17 pantai, di sebelah barat Kota Pacitan: Banyu Tibo, Buyutan, Karang Bolong, Srau, Klayar, dan Watu Karung, dekat Pacitan Kota: Pantai Teleng Ria, Tamperan Gung, Kali Uluh, dan Wawaran, di sebelah timur Kota Pacitan: Pidakan, Soge, Tawang, Taman, dan Kunir. Semua pantai dekat 70 kilometer dari Jalan Pantai Selatan dari Kabupaten Wonogiri ke Kabupaten Trenggalek. Pantai Soge dapat diakses dalam 30 menit berkendara atau dengan angkutan umum bus dari Kota Pacitan, tetapi semua pantai relatif jauh dari kota-kota besar seperti Surabaya (7 jam) dan Surakarta (4 jam). [1]
Beberapa pantai diakui sebagai pantai yang bagus untuk berselancar. Meskipun masih relatif tidak dikenal di kalangan dunia selancar internasional, arus peselancar yang konsisten dari seluruh dunia menikmati pantainya. Di antara banyak pantai yang indah di Kabupaten Pacitan, keempat pantai ini sangat ideal untuk berselancar: [2]
Teleng Ria Beach, ideal untuk pemula, bulan yang cocok adalah November hingga Februari
Pancer Beach, ideal untuk pemula, bulan yang cocok adalah Mei hingga Oktober
Pantai Srau, pantai berbatu, bulan yang cocok adalah November hingga Februari
Pantai Watu Karung, pantai berbatu, bulan yang cocok adalah April hingga Oktober
Pantai Klesem, penangkal kanan yang dangkal yang memecahkan karang, bulan yang cocok adalah April hingga Oktober
Geografi
Teluk Pacitan tahun 1929
Pantai Watu Karung, Pringkuku, Pacitan
Pantai Klayar, Donorojo, Pacitan
Pantai Klayar, Donorojo, Pacitan
Pantai Teleng Ria
Menunggu matahari tenggelam di pantai Klayar. Meskipun terkenal dengan julukan ‘kota 1001 goa’, kabupaten Pacitan juga mempunyai andalan bentang alam berupa pantai pasir putih dengan ombak khas Samudera Hindia.
Sebuah stalaktit di goa yang belum mempunyai nama di kecamatan Donorojo, Pacitan. sesuai dengan julukannya sebagai ‘Kota 1001 goa’, kabupaten Pacitan menyimpan potensi keindahan bentang alam yang berada dibawah tanah.
Penelusur goa sedang melakukan pemeetaan di goa Gambrit, kecamatan Donorojo, Pacitan. Pemetaan goa dilakukan mengetahui bagian-bagian goa tersebut, dan guna memberi informasi bagi pihak yang berkepentingan.
Kabupaten Pacitan terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten Trenggalek di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kidul. Tanah tersebut kurang cocok untuk pertanian.
Pacitan juga dikenal memiliki gua-gua yang indah, diantaranya Gua Gong (Gua Terindah Se-Asia Tenggara), Tabuhan (Batu dapat dipukul dan Berbunyi Seperti Alat Musik Gamelan), Kalak (Gua Pertapaan), dan Luweng Jaran (diduga sebagai kompleks gua terluas di Asia Tenggara). Di daerah pegunungan seringkali ditemukan fosil manusia purba dan alat – alat purbakala.
Transportasi
Ibukota Kabupaten Pacitan terletak 101 km sebelah selatan Kota Madiun. Terminal utama adalah terminal kelas A Pacitan. Akses jalan timur (dari Ponorogo & Madiun) pada awal tahun 2014 sudah cukup baik dan lebar, sementara akses jalan barat ke arah Jawa Tengah ada 2 pilihan, yaitu melewati jalur selatan dengan rute lebih panjang namun jalan relatif lebar atau melewati rute Sedeng dengan jarak tempuh lebih pendek namun harus melewati tanjakan sedeng barat (desa Sedeng) yang cukup tajam, sehingga bus besar tidak memungkinkan lewat jalur ini.
Namun begitu saat ini telah dibangun jalur alternatif Lintas Selatan yang melewati wilayah bagian selatan Kabupaten Pacitan ke arah timur, yang menghubungkan Pacitan dengan Kabuputen Trenggalek, melalui jalur Pacitan Kota – Kebonagung – Tulakan – Lorok – Sudimoro – Panggul (wil. Kab. Trenggalek) serta menghubungkan jalur Yogyakarta – Pracimantoro – Pacitan
Rute terjauh dari akses jalur timur adalah ke Surabaya yang dilayani bus besar patas AC, namun dalam 1 hari ada 3x pemberangkatan dari dan ke Pacitan, serta ada beberapa agen travel yang melayani perjalanan 2x dalam 1 hari. Rute selanjutnya adalah Ponorogo – Pacitan dilayani bus 3/4, armada tipe ini cukup banyak sehingga dalam 1 hari lebih dari 5 pemberangkatan bus dari terminal kelas A Pacitan.
Rute barat (ke Surakarta) dilayani bus AKAP dengan jumlah yang cukup banyak, namun hanya beroperasi dari jam 03.00 hingga 18.00. Untuk rute barat yang lewat Sedeng hanya dilayani kendaraan umum tipe kecil seperti colt dan carry dengan pemberhentian terakhir di Kecamatan Punung.
Pembagian administratif
Secara administratif Pacitan terbagi menjadi 12 kecamatan:
Pacitan
Kebonagung
Arjosari
Tulakan
Ngadirojo
Punung
Pringkuku
Donorojo
Nawangan
Tegalombo
Sudimoro
Bandar
Pariwisata
Pacitan dikenal dengan nama Kota Pariwisata atau Kota Seribu Goa. Hal ini dikarenakan kekayaan alam dan ekstika Pacitan yang sungguh luar biasa dan sangat memikat para pengunjung. Pariwisata di Pacitan terdiri dari Wisata Goa, Wisata Pantai, Wisata Pegunungan (Hikking), Wisata Sejarah, Wisata Pemandian Alam dan Saat ini sedang dalam tahap penyelesaian kawasan Olahraga yang nantinya bisa menjadi salah satu alternatif tempat yang bisa dikunjungi di Pacitan.
Wisata Goa yang terkenal di Pacitan diantaranya Goa Gong Yang ternama sebagai Goa Terindah se-Asia Tenggara, Goa Kalak Konon Mantan Presiden Soeharto pernah melakukan semadi di Goa ini, Goa Tabuhan di mana Alibasyha Sentot Prawirodirjo pernah melakukan semadi di dalam Goa ini dan Batu di dalam goa ini jika dipukul akan membunyikan suara seperti alat musik gamelan Jawa, Goa Luweng Jaran.
Wisata Pantai terhampar luas di Pacitan, sehingga anda harus menentukan terlebih dahulu pantai mana yang akan anda kunjungi. Jika anda menginginkan pantai dengan pasir putih dan pemandangan batu karang yang indah Pantai Watu Karung, Srau dan Pantai Klayar bisa menjadi pilihannya. Namun jika anda menginginkan pantai yang penuh dengan sarana wisata dan mudah diakses Pantai Teleng Ria bisa menjadi pilihannya karena hanya berjarak sekitar 3 Km dari pusat Kota. Pantai lain yang bisa dikunjungi seperti Pantai Soge yang terkenal dengan jembatan indahnya, Pantai Taman di mana disana terdapat penangkaran penyu, pantai Sidomulyo dengan Flyingfox terpanjang se-Indonesia, Pantai Banyutibo dengan pemandangan air terjun yang langsung menuju ke pantai, dan masih banyak pilihan pantai lainnya.
Pemandian Air Hangat Tirtohusodo berada di Kecamatan Arjosari, sekitar 15 Km dari pusat kota ke arah Utara, disini menyuguhkan pesona mandi dibawa kaki gunung kelir dengan air Panas Alami, fasilitas di Pemandian ini pun cukup lengkap seperti Villa, Toko Cenderamata, Kantin atau Rumah Makan, Parkir luas
Monumen Jenederal Sudirman berada di Kecamatan Nawangan, 30 Km dari pusat kota Pacitan. Monumen ini berdiri megah di atas gunung dan telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, disini masih dapat kita lihat Rumah yang digunakan Jenderal Sudirman ketika melakukan Gerilya.
Rumah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terletak di Lingkungan Blumbang, Kelurahan Ploso berjarak 200 meter dari Terminal Kelas A Kota Pacitan atau sekitar 1 Km dari pusat kota Pacitan.
Perekonomian
Kondisi geografis Pacitan yang sebagian besar berbukit tandus menyebabkan daerah ini kurang cocok untuk bercocok tanam padi sehingga ketela pohon atau singkong menjadi alternatif sejak dahulu.
Hasil pertanian utama Pacitan adalah padi, singkong, cengkeh, kelapa dan kakao yang baru dibudidayakan beberapa tahun terakhir. Potensi bahan tambang juga cukup besar di kawasan Pacitan. Kerajinan batu akik yang terpusat di kawasan Donorojo, sedikit banyak telah menyumbang nilai penting bagi Pacitan.
Makanan khas
Berikut beberapa kuliner khas Pacitan :
Nasi Tiwul
Kupat Tahu
Putri Gunung
Sayur Kalakan
Punten
Cenil
Tahu Tuna
Makanan khas Pacitan adalah nasi tiwul, bahkan penganan ini dahulu merupakan makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat Pegunungan Kidul seperti Wonogiri, Wonosari, Pacitan, dan Trenggalek. Nasi tiwul terbuat dari gaplek (umbi dari ketela pohon yang dikeringkan) yang kemudian ditumbuk dan ditanak. Selain itu makanan Khas dari Pacitan adalah olahan khas dari Ikan Tuna yang dibuat Tahu, Nugget, Otak – otak, Kerupuk, Bakso , Pangsit , dan Berbagai Olahan lainnya yang menjadikannya sebagai oleh – oleh Khas Pacitan.
Industri
Di Pacitan telah terdapat beberapa sentra industri yaitu industri rokok milik perusahan rokok Sampoerna, dan perusahan rokok Sukses. Industri lainnya adalah berdirinya pabrik Timah di daerah Arjosari, Pabrik Triplek di Widoro, pabrik Woodboard di Arjosari. Selain itu dibangun juga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Dengan Daya 2 X 315 MW yang berlokasi di Teluk Bawur,Sudimoro yang telah diresmikan oleh Presiden SBY Pada tanggal 16 Oktober 2013 secara langsung di PLTU Pacitan.
Harga Sewa Jas Wisuda Pacitan, Persewaan Baju Wisuda Pacitan, Sewa Baju Toga Anak Pacitan, Sewa Baju Toga Wisuda Pacitan, Sewa Baju Wisuda Pacitan, Sewa Jas Untuk Wisuda Pacitan, Sewa Jubah Paduan Suara Pacitan, Sewa Toga Pacitan, Sewa Toga Advokat Pacitan, Sewa Toga Wisuda Pacitan
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Kabupaten Trenggalek
Trenggalek adalah sebuah kabupaten (kabupaten) di Jawa Timur, Indonesia. Pemerintah pusat terletak di Trenggalek Kota, yang secara harfiah berarti “Kota Trenggalek”.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1,261.40 km2 dan memiliki populasi 674.521 penduduk pada tahun 2010. [3] Terletak di pantai selatan Jawa Timur dan dikelilingi oleh tiga kabupaten: Ponorogo ke barat laut; Pacitan ke barat daya; dan Tulungagung ke timur.
Geografi
Trenggalek adalah kabupaten yang terletak di pantai selatan pulau Jawa dan memiliki batas geografis sebagai berikut:
Industri: kecap, sirup, tapioka, teri, batik, makanan ringan, rokok, penggergajian, bahan bangunan, atap, tahu, dll.
Wisata dan wisata budaya
Trenggalek memiliki banyak obyek wisata yang indah, bahkan beberapa dari mereka masih perawan. Mereka terdiri dari pantai (pantai), yang paling populer, gua, dan pegunungan yang menakjubkan. [4] [5]
Pantai Prigi, Trenggalek, Indonesia
Guo Lowo. Ini adalah gua terkenal dengan dinding yang indah dihiasi dengan stalaktit dan stalagmit yang menakjubkan yang terlihat sangat artistik dengan cahaya ambient yang dihasilkan secara alami. Berdasarkan seorang ahli gua, Tuan Gilbert Manthovani dan Dr. Robert K. Kho pada tahun 1984, dinyatakan bahwa Guo Lowo adalah gua alam terbesar di Asia Tenggara dengan panjang sekitar 800 meter, sembilan ruang utama dan beberapa kamar kecil. Ini adalah objek wisata paling terkenal di Trenggalek. Guo Lowo secara harfiah berarti “kelelawar gua”, karena kelelawar yang tak terhitung jumlahnya yang tinggal di sini ketika pertama kali ditemukan. [6]
Pantai Prigi. Pantai yang paling terkenal di Trenggalek dan itu benar-benar menakjubkan. Ini merupakan objek wisata alam yang paling indah di kabupaten Trenggalek dan dikenal karena formasi bebatuan yang luar biasa. Banyak orang mengunjunginya setiap hari dan ada juga pasar ikan dan pelabuhan, tempat orang dapat membeli makanan dan camilan lezat untuk dimakan di sana atau dibawa sebagai oleh-oleh ke rumah. [7]
Pantai Pasir Putih. Secara harfiah berarti “Pantai pasir putih”, terkenal karena pasir putihnya yang jernih dan terletak berdekatan dengan pantai Prigi.
Pantai Pelang. Pantai ini memiliki keindahan yang luar biasa dan ada juga air terjun dan beberapa pulau kecil yang indah.
Larung Sembonyo. Upacara tradisional ini diadakan setiap tahun dan selalu memikat wisatawan lokal dan internasional.
Pemandian Tapan. Tempat mandi ini terletak di Karangan dan sumber air alami berasal langsung dari pegunungan sehingga sangat menyegarkan.
Upacara Dam Bagong. Kepala banteng tersapu habis di Kali Bagong (sungai Bagong) dalam upacara yang diadakan setiap tahun ini.
Candi Brongkah. Ini adalah kuil bersejarah yang menceritakan sejarah Trenggalek.
Alun-alun Kota. Ini adalah taman sentral di tengah kota dan dikunjungi oleh banyak penduduk, terutama pada akhir pekan. Ini juga memiliki taman bermain dan beberapa penjual makanan ringan di dekatnya.
Tri Turonggo Yakso. Ini adalah tarian tradisional khas Trenggalek. Tarian itu milik tarian tradisional yang disebut “jaranan” yang juga mendirikan daerah lain. Tapi Turonggo Yakso memiliki kulit kerbau yang khusus dibuat. Turonggo Yakso melambangkan kemenangan desa-desa dalam mengusir iblis. Selain kuda tiruan yang unik, momen tarian dan “gending” (komposisi musik untuk gamelan) juga dinamis dan energik.
Harga Sewa Jas Wisuda Trenggalek, Persewaan Baju Wisuda Trenggalek, Sewa Baju Toga Anak Trenggalek, Sewa Baju Toga Wisuda Trenggalek, Sewa Baju Wisuda Trenggalek, Sewa Jas Untuk Wisuda Trenggalek, Sewa Jubah Paduan Suara Trenggalek, Sewa Toga Trenggalek, Sewa Toga Advokat Trenggalek, Sewa Toga Wisuda Trenggalek
Persewaan Baju Wisuda Surabaya pesan sekarang toga anda ke 0812 1661 9060
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Surabaya (Bahasa Indonesia: [suraˈbaja]) (dahulu Belanda: Soerabaja) adalah kota pelabuhan dan ibu kota Provinsi Jawa Timur (Jawa Timur). Ini adalah salah satu kota pelabuhan paling awal di Asia Tenggara. Terletak di timur laut Jawa di Selat Madura, ini adalah kota terbesar kedua di Indonesia. Pada sensus 2010, kota ini memiliki populasi lebih dari 2,7 juta, sekitar 6,5 juta di wilayah metropolitan Surabaya Raya, dan area metropolitan Gerbangkertosusila adalah rumah bagi lebih dari 10 juta penduduk. [1] Pada abad 18 dan 19, Surabaya adalah kota terbesar di Hindia Belanda, lebih besar dari Batavia (sekarang Jakarta) dan pusat perdagangan di negara itu, yang kemudian menjadi pesaing Shanghai dan Hong Kong. [3] Saat ini kota ini tetap menjadi salah satu pusat keuangan penting kepulauan Indonesia, bisa dibilang kedua setelah Jakarta, dan Pelabuhan Tanjung Perak adalah pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia.
Etimologi
Memerangi hiu dan buaya, lambang kota Surabaya diterapkan sejak zaman kolonial, berasal dari etimologi rakyat lokal
Surabaya menyinggung ramalan Jayabaya, seorang raja kejiwaan abad ke-12 Kerajaan Kediri, meramalkan perkelahian antara hiu putih raksasa dan buaya putih raksasa yang terjadi di daerah itu, yang kadang-kadang ditafsirkan sebagai ramalan invasi Mongol ke Jawa, konflik besar antara kekuatan Kubilai Khan, penguasa Mongol Cina, dan orang-orang Majapahit Raden Wijaya di 1293. [4] [5] Kedua binatang sekarang digunakan sebagai simbol kota, dengan dua menghadap dan berputar-putar satu sama lain, seperti yang digambarkan di sebuah patung tepat di dekat pintu masuk ke kebun binatang kota.
Derivasi alternatif berkembang biak: dari bahasa Jawa “sura ing baya”, yang berarti “berani menghadapi bahaya”; [5] atau dari penggunaan “surya” untuk merujuk pada matahari. Sebagian orang menganggap ramalan Jayabaya sebagai tentang perang besar antara penduduk asli Surabayan dan penjajah asing pada awal perang kemerdekaan pada 1945. Cerita lain menceritakan tentang dua pahlawan yang saling berperang untuk menjadi raja kota. Kedua pahlawan itu bernama Sura dan Baya. Etimologi rakyat ini, meskipun dirangkul secara antusias oleh orang-orangnya dan para pemimpin kota, tidak dapat diverifikasi.
Residenhuis Belanda (Rumah Residen) di sepanjang perairan di Surabaya
Kawasan Jembatan Merah dari udara pada tahun 1920-an.
Sejarah awal
Peta Surabaya dari panduan perjalanan Inggris tahun 1897
Kerajaan Janggala adalah salah satu dari dua kerajaan Jawa yang terbentuk pada 1045 ketika Airlangga turun tahta untuk mendukung kedua putranya. Catatan sejarah paling awal dari Surabaya adalah pada 1225 buku Zhu fan zhi yang ditulis oleh Zhao Rugua, di mana itu disebut Jung-ya-lu. [6] Nama Janggala mungkin berasal dari nama “Hujung Galuh” (Jawa Kuno menyala: “Cape Diamond” atau “Cape Gemstone”), atau “Jung-ya-lu” menurut sumber Cina. Hujung Galuh terletak di muara Sungai Brantas dan hari ini adalah bagian dari kota Surabaya modern dan Kabupaten Sidoarjo.
Pada abad ke 14 hingga 15, Surabaya tampaknya menjadi salah satu pelabuhan Majapahit atau pemukiman pesisir, bersama dengan Tuban, Gresik, dan Hujung Galuh (Sidoarjo). Ma Huan mendokumentasikan kunjungan kapal harta karun Cheng He pada awal abad ke-15 di buku 1433-nya Yingya Shenglan: “setelah bepergian ke selatan selama lebih dari dua puluh li, kapal mencapai Sulumayi, yang nama asingnya adalah Surabaya. Di muara, air yang keluar adalah segar “. [7]
Ma Huan mengunjungi Jawa selama ekspedisi ke-4 Cheng Ho pada tahun 1413, pada masa pemerintahan Raja Majapahit Wikramawardhana. Ia menjelaskan perjalanannya ke ibukota Majapahit, pertama ia tiba di pelabuhan Tu-pan (Tuban) di mana ia melihat sejumlah besar pemukim Cina bermigrasi dari Guangdong dan Chou Chang. Kemudian ia berlayar ke timur menuju kota perdagangan baru yang berkembang dari Ko-erh-hsi (Gresik), Su-pa-erh-ya (Surabaya), dan kemudian berlayar ke pedalaman ke sungai dengan perahu yang lebih kecil ke arah barat daya hingga mencapai pelabuhan sungai Brantas di Chang -ku (Changgu). Melanjutkan perjalanan darat ke barat daya dia tiba di Man-che-po-I (Majapahit), di mana raja Jawa tinggal. [8]
Era pra-kolonial
Pada akhir abad ke-15, Islam mulai berakar di Surabaya. Pemukiman Ampel Denta, yang terletak di sekitar Masjid Ampel di distrik Ampel hari ini, distrik Semampir, Surabaya utara, didirikan oleh seorang penganut dakwah Islam yang kharismatik Sunan Ampel.
Pada akhir abad ke lima belas dan keenam belas, Surabaya tumbuh menjadi kadipaten, kekuatan politik dan militer utama di Jawa Timur. Penulis Portugis Tomé Pires menyebutkan bahwa seorang raja Muslim berkuasa di Surabaya pada tahun 1513 meskipun kemungkinan besar masih menjadi pengikut Majapahit Hindu-Budha. [9] Pada saat itu, Surabaya sudah menjadi pelabuhan perdagangan utama, [10] karena lokasinya di delta Sungai Brantas dan di jalur perdagangan antara Malaka dan Kepulauan Rempah melalui Laut Jawa. [11] Selama penurunan Majapahit, penguasa Surabaya menolak munculnya Kesultanan Demak, dan hanya tunduk pada pemerintahannya pada tahun 1530. [9] [12] Surabaya menjadi independen setelah
Zaman penjajahan
Handelstraat, Surabaya pada 1930-an: setelah itu daerah Jembatan Merah.
Perusahaan India Timur Belanda yang meluas mengambil alih kota itu dari Mataram yang dilemahkan pada bulan November 1743. Dalam mengkonsolidasikan kekuasaannya atas Surabaya dan, pada waktunya, seluruh Jawa Timur, Belanda berkolaborasi dengan tokoh-tokoh terkemuka regional, termasuk Ngabehi Soero Pernollo (1720– 1776), saudaranya, Han Bwee Kong, Kapitein der Chinezen (1727–1778) dan putra terakhir, Han Chan Piet, Majoor der Chinezen (1759–1827), semuanya berasal dari keluarga kuat Han dari Lasem. [16] [17]
Pada abad 18 dan 19, Surabaya adalah kota terbesar di Hindia Belanda. Surabaya menjadi pusat perdagangan utama di bawah pemerintah kolonial Belanda, dan menjadi tuan rumah pangkalan angkatan laut terbesar di koloni. Surabaya juga merupakan kota terbesar di koloni yang berfungsi sebagai pusat ekonomi perkebunan Jawa, industri dan didukung oleh pelabuhan alamnya. [18] Pada tahun 1920, sebuah sensus mencatat bahwa Batavia telah menjadi kota terbesar. Pada tahun 1917, terjadi pemberontakan di kalangan prajurit dan pelaut Surabaya, yang dipimpin oleh Asosiasi Demokratik Sosial Hindia Belanda. Pemberontakan itu benar-benar hancur dan para pemberontak memberikan hukuman yang keras. [Rujukan?]
Era kemerdekaan
Mobil terbakar Brigadir Mallaby di tempat dia dibunuh oleh tentara pro-kemerdekaan Indonesia selama Pertempuran Surabaya pada 31 Oktober 1945
Jepang menduduki kota itu pada tahun 1942, sebagai bagian dari pendudukan Indonesia, dan dibom oleh Sekutu pada tahun 1944. Setelah Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II Surabaya disita oleh nasionalis Indonesia. Bangsa muda segera berselisih dengan Inggris, yang telah menjadi pengurus koloni Belanda setelah menyerahnya Jepang.
Pertempuran Surabaya, salah satu pertempuran terkenal revolusi Indonesia, dimulai setelah Arek-Arek Suroboyo (Remaja Surabaya) membunuh Brigadir Inggris Mallaby pada 30 Oktober 1945 dekat Jembatan Merah (“Jembatan Merah”), diduga dengan peluru nyasar. Sekutu memberikan ultimatum kepada Partai Republik di dalam kota untuk menyerah, tetapi mereka menolak. Pertempuran berikutnya, yang menelan ribuan nyawa, berlangsung pada 10 November, yang kemudian orang Indonesia rayakan sebagai Hari Pahlawan (Hari Pahlawan). Insiden bendera merah-putih (bendera Belanda di atas menara Hotel Yamato yang robek ke bendera merah-putih Indonesia) oleh Bung Tomo juga dicatat sebagai prestasi heroik selama perjuangan kota ini.
Kota ini dikenal sebagai Kota Pahlawan “kota pahlawan” karena pentingnya Pertempuran Surabaya dalam menggembleng dukungan Indonesia dan internasional untuk kemerdekaan Indonesia selama Revolusi Nasional Indonesia.
Pada Juni 2011, Surabaya menerima Penghargaan Adipura Kencana sebagai nomor satu di antara 20 kota di Indonesia. Surabaya dilaporkan oleh orang Singapura sebagai bersih dan hijau.
Geografi
Topografi
Daerah pinggiran kota Surabaya
Surabaya terletak di pantai utara provinsi Jawa Timur. Sebagian besar dataran rendah dengan muara Sungai Kalimas, salah satu dari dua cabang Sungai Brantas. Kota Surabaya berbatasan dengan Selat Madura di utara dan timur, Kabupaten Sidoarjo di selatan, dan Kabupaten Gresik di barat. Kabupaten-kabupaten sekitar Surabaya adalah:
Kabupaten Lamongan ke arah barat laut
Kabupaten Gresik ke barat
Kabupaten Bangkalan ke timur laut (di pulau Madura)
Kabupaten Sidoarjo di selatan, dan Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Jombang ke barat daya
Seperti banyak metropolis besar Indonesia lainnya, banyak penduduk yang tinggal di luar batas kota di daerah metropolitan yang disebut Gerbangkertosusila.
Iklim
Di bawah sistem klasifikasi iklim Köppen, Surabaya memiliki iklim tropis basah dan kering (Aw), dengan musim basah dan kering yang berbeda. Musim hujan di kota ini berlangsung dari bulan November hingga Juni, sedangkan musim kemarau meliputi sisa lima bulan. Tidak seperti sejumlah kota dan daerah dengan iklim basah dan kering tropis, suhu rata-rata tinggi dan rendah sangat konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata tinggi sekitar 31 derajat Celsius dan suhu rata-rata rendah sekitar 26 derajat Celcius.
Pemerintah
Kota ini memiliki pemerintah lokal dan badan legislatif sendiri. Walikota dan anggota perwakilan dipilih secara lokal oleh pemungutan suara rakyat untuk masa jabatan 5 tahun. Pemerintah kota menikmati desentralisasi urusan yang lebih besar daripada badan provinsi, seperti penyediaan sekolah umum, fasilitas kesehatan umum dan transportasi umum. Walikota saat ini adalah Tri Rismaharini, yang merupakan walikota perempuan pertama di Surabaya dan telah memimpin Surabaya untuk meraih berbagai penghargaan regional, nasional dan internasional sejak masa jabatan pertamanya sebagai Walikota Surabaya pada tahun 2010. Pada tahun 2012 Surabaya dianugerahi “Lingkungan Berkelanjutan ASEAN” City Award ”. Selain Walikota dan Wakil Walikota, ada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Surabaya, yang merupakan badan legislatif dari 50 anggota dewan yang dipilih langsung oleh rakyat dalam pemilihan legislatif setiap lima tahun.
Surabaya terbagi menjadi 31 kecamatan (kabupaten), [21] [22] dan 161 desa perkotaan. Kotoran dikelompokkan menjadi 5 wilayah Tengah, Utara, Selatan, Timur dan Barat. Distrik-distrik adalah sebagai berikut,
Karang Pilang (72,469)
Jambangan (46,430)
Gayungan (42,717)
Wonocolo (80.276)
Tenggilis Mejoyo (72,467)
Gunung Anyar (62.120)
Rungkut (121.084)
Sukolilo (119.873)
Mulyorejo (94,728)
Gubeng (128.127)
Wonokromo (133.211)
Dukuh Pakis (64.249)
Wiyung (67.987)
Lakarsantri (51,195)
Sambikerep (61.101)
Tandes (103.084)
Sukomanunggal (100.612)
Sawahan (170.605)
Tegalsari (85.606)
Genteng (46,548)
Tambaksari (204.805)
Kenjeran (163,438)
Bulak, Surabya (37.214)
Simokerto (79,319)
Semampir (151,429)
Pabean Cantian (69,423)
Bubutan (84,465)
Krembangan (106,664)
Asemrowo (42.704)
Benowo, Surabya (54.133)
Pakal, Surabaya (47.404)
Demografi
Surabaya adalah kota terpadat kedua di Indonesia dengan 3.457.409 tercatat di batas kota (kota) di sensus 2015. [23] Dengan luas wilayah pengembangan metropolitan yang disebut Gerbangkertosusila (berasal dari Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) menambahkan lebih dari dua belas juta penduduk di beberapa kota dan sekitar 50 kabupaten yang tersebar di daerah perkotaan yang tidak berdekatan termasuk Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Meskipun pemerintah pusat Indonesia hanya mengakui wilayah metropolitan (Surabaya, Gresik, dan Sidarjo) sebagai Surabaya Raya (Zona Surabaya Raya) dengan populasi 8.319.229 (2015), menjadikan Surabaya sekarang sebagai wilayah metropolitan terbesar kedua di Indonesia. Kota ini sangat urban, dengan industri terpusat di kota, dan berisi daerah kumuh. Sebagai pusat pendidikan utama, kota ini juga rumah bagi siswa dari seluruh Indonesia.
Surabaya adalah kota tua yang telah berkembang dari waktu ke waktu, dan penduduknya terus tumbuh sekitar 2,2% per tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak orang pindah ke Surabaya dari daerah pinggiran dan desa-desa terdekat di Jawa Timur
Etnis
Kya-Kya atau Kembang Jepun, Pecinan di kota ini
Orang-orang etnis Jawa adalah mayoritas di Surabaya, dengan Tionghoa Indonesia, India Indonesia dan etnis Madura menjadi minoritas yang signifikan di kota. Surabaya juga memiliki populasi etnis dari daerah lain di Indonesia: Sunda, Minang, Batak, Banjar, Bali, dan Bugis.
Bahasa
Sebagian besar warga berbicara dengan dialek bahasa Indonesia / Jawa yang disebut Suroboyoan, sub-dialek dialek Arekan. Sebuah stereotip dari dialek ini menyangkut persamaan dan keterusterangan dalam berbicara. Penggunaan register kurang ketat dibandingkan dengan dialek Jawa Tengah. Dialek Suroboyoan adalah campuran dari Bahasa Indonesia dan Jawa, juga dengan beberapa pengaruh signifikan dari bahasa asing seperti Madura dll, yang telah membentuk dialek khusus yang dikenal sebagai Suroboyoan. Dialek Suroboyoan secara aktif dipromosikan di media lokal, seperti di acara TV lokal, radio, surat kabar, dan drama tradisional yang disebut Ludruk.
Agama
Masjid Nasional Al-Akbar
Meskipun sekitar 65% warga di Surabaya menganut Islam Sunni, agama-agama besar lainnya termasuk Kristen (Katolik Roma, Protestanisme, dan Ortodoks), di antaranya mayoritas adalah Katolik Roma. Pengaruh Hinduisme kuat dalam budaya dasar Surabayan, tetapi hanya sebagian kecil penduduk yang menganut agama Hindu sebagian besar di antara etnis minoritas India. Ada juga populasi signifikan orang Indonesia Tionghoa yang menganut agama Budha dan Konfusianisme, dan komunitas kecil Yahudi Belanda yang menganut Yudaisme.
Kota ini memiliki peran yang berpengaruh sebagai pusat Islam utama di Jawa selama era Wali Sanga. Tokoh Islam yang terkemuka dan dihormati di Surabaya adalah Sunan Ampel (Raden Rahmat). Makamnya adalah situs keagamaan suci di kota dan dikunjungi oleh orang-orang Surabaya dan peziarah dari berbagai daerah di Indonesia. Organisasi Muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada 26 Januari 1926. Masjid Al-Akbar adalah masjid terbesar di Surabaya.
Pagoda Tian Ti
Kekristenan secara keseluruhan di Surabaya terutama dipraktekkan oleh orang Indonesia Tionghoa dan juga penduduk asli Jawa, Batak dan Ambon yang menghadiri gereja Katolik Roma atau Protestan. Sebagian kecil orang Jawa berlatih di Gereja Kejawen, sebuah cabang agama Kristen asli. Ada sekitar 15 gereja di Surabaya, yang ukurannya bervariasi. Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria (Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria), juga dikenal sebagai Gereja Kepanjen, dibangun pada tahun 1815 sebagai gereja pertama di Surabaya dan salah satu gereja tertua di Indonesia. Gereja Ortodoks utama di Indonesia, Gereja St Nikolas, juga berbasis di Surabaya. Pusat Kristen Ortodoks Surabaya dibuka pada 15 Oktober 2008. [24]
Setelah agama utama di Surabaya dan di seluruh nusantara selama era Majapahit, Hindu memainkan peran utama pada budaya tradisional Surabayan. Komunitas Hindu kecil masih ada di Surabaya paling sering di bagian timur kota. Surabaya adalah lokasi satu-satunya sinagog di Jawa, tetapi jarang memperoleh minyan (kuorum). Sinagog dihancurkan dalam protes dan kerusuhan terkait konflik Palestina-Israel. [Rujukan?] Masih ada pemakaman Yahudi di kota.
Ekonomi
Sejak awal 1900-an, Surabaya telah menjadi salah satu pelabuhan kota perdagangan yang paling penting dan paling sibuk di Asia. Ekspor utama dari pelabuhan, termasuk gula, tembakau dan kopi. Sejarahnya yang kaya sebagai pelabuhan perdagangan telah menyebabkan infrastruktur keuangan yang kuat dengan lembaga ekonomi modern seperti bank, asuransi dan perusahaan ekspor-impor yang sehat. Ekonomi dipengaruhi oleh pertumbuhan baru-baru ini di industri asing dan selesainya Jembatan Suramadu. Aktivitas ekonomi dan potensi yang tinggi menjadikan kota ini tujuan yang menarik bagi investor asing. Kota ini adalah rumah bagi galangan kapal besar, dan banyak sekolah angkatan laut khusus.
Bisnis
Sebagai ibukota provinsi, Surabaya memiliki sejumlah kantor dan pusat bisnis. Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan ekonomi, keuangan dan bisnis di Jawa Timur dan sekitarnya. Juga, Surabaya adalah kota pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Sebagai pusat perdagangan, Surabaya bukan hanya pusat perdagangan untuk Jawa Timur tetapi juga memfasilitasi daerah di Jawa Tengah, Kalimantan dan Indonesia Timur. Lokasi strategis Surabaya hampir di pusat Indonesia dan di selatan Asia membuatnya menjadi salah satu pusat penting untuk kegiatan perdagangan di Asia Tenggara. Surabaya saat ini sedang dalam proses membangun gedung pencakar langit, termasuk apartemen, kondominium, dan hotel, dengan cara menarik modal asing. Surabaya dan daerah sekitarnya sedang mengalami perkembangan ekonomi yang paling pesat di Jawa Timur dan salah satu yang paling maju di Indonesia. Kota ini juga merupakan salah satu kota terpenting dalam mendukung perekonomian Indonesia.
Sebagian besar penduduk terlibat dalam layanan, industri dan perdagangan. Surabaya adalah pusat perdagangan yang berkembang pesat. Industri-industri utama termasuk pembuatan kapal, alat berat, pengolahan makanan dan pertanian, elektronik, perabotan rumah tangga, dan kerajinan tangan. Banyak perusahaan multinasional besar yang berbasis di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Grup Wing, Unilever Indonesia, Pakuwon Group, Jawa Pos Group dan PT PAL Indonesia.
Distrik bisnis
Daerah di antara Jalan Basuki Rachmat, Jalan Embong Malang, dan Jalan Bubutan telah berkembang sebagai pusat bisnis dan telah berubah menjadi salah satu jantung utama kegiatan bisnis dan perdagangan di Surabaya. Beberapa bangunan penting di daerah ini meliputi Wisma BRI Surabaya, Hotel Bumi Surabaya, Wisma Dharmala Surabaya, The Peak Residence, Sheraton Hotel dll.
Kelompok lain di sekitar Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Adityawarman, Jalan HR Muhammad, dan Jalan Bukit Darmo telah tumbuh sebagai pusat bisnis baru di kota. Daerah ini sekarang telah tumbuh sebagai salah satu pusat komersial dan bisnis yang paling berkembang pesat di Jawa Timur, dengan gedung-gedung bertingkat. Beberapa gedung tertinggi di Surabaya berada di kawasan ini, seperti Apartemen Adhiwangsa, Waterplace Residence, Puri Matahari, Apartemen Beverly Park, The Via & The Vue Apartment, Ciputra World Hotel, Apartemen Puncak Permai, Hotel Rich Palace, dan sebagainya.
Eceran
Surabaya memiliki banyak pusat perbelanjaan seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia, mulai dari pasar tradisional hingga mal-mal yang paling modern. Outlet merek lokal dan internasional hadir di mal-mal modern. Ada sekitar 100 hektar / satu juta meter persegi ruang ritel di Surabaya pada akhir tahun 2016. [27] Ada banyak pasar khusus untuk barang elektronik, gadget, dan perangkat keras komputer.
Plaza Tunjungan
Beberapa pusat perbelanjaan penting di kota adalah:
BG Junction
Ciputra World Surabaya
City of Tomorrow
East Coast Center dan Festival Makanan
Mal Galaxy
Grand City
HI-Tech Mall
ITC Surabaya
Plaza Jembatan Merah
Lenmarc
Marvell City
Pakuwon Trade Center
Pakuwon Mall
Pasar Atom Mall
Tunjungan Plaza
Surabaya Town Square
World Trade Center Surabaya.
Infrastruktur
Arsitektur
Lihat juga: Daftar bangunan tertinggi di Surabaya
Masjid Cheng Hoo (Cheng Ho), Surabaya
Bangunan Majapahit Hotel adalah warisan budaya Surabaya
Arsitektur di Surabaya adalah campuran dari pengaruh kolonial, Asia, Jawa, modern, dan post-modern. Masih banyak peninggalan era penjajahan yang masih berdiri saat ini, seperti Hotel Majapahit dan Kantor Pos Surabaya. Sebagai kota yang relatif tua di Indonesia dan Asia Tenggara, sebagian besar bangunan kolonial di Surabaya dibangun sekitar abad ke-17 hingga awal abad ke-20. Bangunan-bangunan ini memiliki pengaruh gaya Belanda / Eropa pada Abad Pertengahan. Sebelum Perang Dunia Kedua, ada banyak ruko di bagian lama kota, kebanyakan bertingkat dua. Toko-toko ini memiliki pengaruh tradisi Eropa dan Cina. Meskipun beberapa telah dibongkar untuk pembangunan baru, masih banyak bangunan tua yang dilestarikan sebagai cagar budaya dan ikon kota, yang berada di sekitar area Jalan Kembang Jepun, Jalan Karet, Jalan Gula, Jalan Slompretan, dan Jalan Rajawali.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pusat pengembangan arsitektur Surabaya hanya terkonsentrasi di daerah Jembatan Merah, dan sekitarnya. Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, bangunan bergaya modern dan pasca-modern semakin banyak bermunculan di Surabaya. Seiring dengan perkembangan ekonomi, bangunan tersebut terus berkembang di Surabaya hingga sekarang. Pada era 2010-an, Surabaya telah menjadi kawasan untuk bangunan-bangunan tinggi di Jawa Timur, seperti The Peak Residence dan One Icon Residence (200 meter).
Landmark penting
Surabaya Sports Center dari udara pada tahun 2015
Kebun Binatang Surabaya (Kebun Binatang Surabaya) dibuka pada tahun 1916. Ini adalah yang pertama di dunia yang berhasil membesarkan orangutan di penangkaran.
Masjid Cheng Ho, masjid yang baru dibangun, salah satu masjid unik dengan arsitektur bergaya Cina di Indonesia. Didedikasikan untuk diplomat Hui Cina, Zheng He.
Masjid Al-Akbar, masjid terbesar di Jawa Timur. [28]
Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, salah satu gereja pertama yang dibangun di Indonesia, dan yang pertama dibangun di Jawa Timur.
Monumen Pahlawan, sebuah monumen setinggi 41 meter (135 kaki), adalah simbol utama Surabaya dan memperingati para pahlawan perjuangan revolusioner. Ada museum di lokasi juga, menunjukkan pengingat perjuangan kemerdekaan.
Museum Nahdlatul Ulama, pusat sumber daya budaya dan sejarah Nahdlatul Ulama, organisasi keagamaan Islam independen.
Museum Bank Indonesia, sebuah museum bank yang menempati bekas De Javasche Bank yang dibangun pada tahun 1904.
House of Sampoerna, sebuah museum yang dikhususkan untuk sejarah pembuatan rokok kretek (kretek) di Indonesia, bertempat di gedung-gedung kolonial Belanda pada tahun 1864. [29]
Monumen Jalesveva Jayamahe, patung besar seperti laksamana yang memperingati Angkatan Laut Indonesia.
Monkasel, disingkat dari Monumen Kapal Selam [30] Sebuah kapal selam kelas Whiskey buatan Soviet (bernama KRI Pasopati (410)), pertama kali diluncurkan pada tahun 1952, bertugas di Angkatan Laut Indonesia dari tahun 1962 hingga ditutup pada tahun 1990. [31] Setelah dekomisioningnya, Pasopati dibongkar dan dipindahkan ke lokasi saat ini pada tahun 1996. Kapal selam itu dipasang kembali di lokasi saat ini dan dibuka sebagai museum dan objek wisata pada tahun 1998.
Pantai Kenjeran, terletak di bagian timur Surabaya, yang juga bertempat di Sanggar Agung, sebuah kuil Cina yang dibangun di atas laut.
Pasar Makam Cina, [32] tempat peristirahatan terakhir Han Bwee Kong, Kapitein der Chinezen, raja, mandarin dan tuan tanah di Surabaya dan Jawa Timur, dan patriark keluarga Han dari keluarga bangsawan Lasem [33]
Han Ancestral Hall, [34] sebuah rumah bersejarah yang berfungsi sebagai kuil memorial bagi leluhur keluarga Han dari Lasem [35] [36]
Makam Sunan Ampel
Taman Bungkul
Pembentukan militer
Armada Timur bermarkas di sini. Ini adalah salah satu dari dua armada di Angkatan Laut Indonesia. Warisan maritimnya juga diwakili dalam bentuk Monumen Kapal Selam KRI Pasopati, pensiunan kapal selam kelas Whisky Rusia. [37] [38]
Angkutan
Ujung penumpang Pelabuhan
Transportasi di Surabaya didukung oleh infrastruktur darat dan laut yang melayani perjalanan lokal, regional, dan internasional. Transportasi udara terletak di Bandara Juanda, Sedati, Sidoarjo). Transportasi intravitasi terutama dilakukan oleh kendaraan bermotor, sepeda motor, dan taksi dengan transportasi bus umum terbatas yang tersedia. Surabaya juga merupakan kota transit antara Jakarta dan Bali untuk transportasi darat. Rute bus lain adalah antara Jakarta dan pulau tetangga Madura.
Bandara
Bandara Internasional Juanda Surabaya adalah sebuah bandara penumpang dan kargo yang juga berfungsi sebagai Pangkalan Udara Angkatan Laut Surabaya, yang dioperasikan oleh TNI-AL (Angkatan Laut Indonesia) dan terletak di luar Surabaya, di pinggiran Sidoarjo. Bandara ini telah melayani Surabaya selama bertahun-tahun, dan saat ini memiliki 2 terminal, dengan penerbangan domestik dilayani dari Terminal 1 dan semua penerbangan internasional dan penerbangan domestik Garuda Indonesia dilayani dari Terminal 2. Meskipun dianggap lebih kecil dari Bandara Internasional Kuala Namu di Medan dan Ngurah Rai International Bandara di Denpasar, Bali, Bandara Internasional Juanda masih dianggap sebagai bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta
Pelabuhan laut
Lihat juga: Pelabuhan Tanjung Perak
Pelabuhan Tanjung Perak adalah pelabuhan perdagangan di Jawa Timur dan merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di negara ini. Ini adalah pelabuhan perdagangan, kontainer dan penumpang terbesar kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Ada juga Terminal Pelabuhan Teluk Lamong, yang merupakan terminal penyangga utama Pelabuhan Tanjung Perak. Terminal pelabuhan Lamong Bay adalah pelabuhan hijau pertama di Indonesia dan merupakan salah satu terminal pelabuhan paling canggih di dunia di mana seluruh sistem operasi otomatis.
Melatih
Informasi lebih lanjut: Kereta Komuter di Surabaya
Kota ini memiliki tiga stasiun kereta api utama, yaitu Surabaya Kota (juga dikenal sebagai Semut), Pasar Turi, dan Gubeng. Stasiun kereta api utama Surabaya adalah Stasiun Pasar Turi. Argo Bromo Anggrek yang dioperasikan oleh PT Kereta Api (operator kereta api utama Indonesia) menghubungkan Surabaya dari stasiun ini ke Stasiun Gambir (Jakarta). Kereta api kelas ekonomi dan eksekutif dilayani ke dan dari Surabaya.
becak (becak) di jalan di Surabaya
Bis
Terminal bus utama adalah Terminal Purabaya (berlokasi di Bungurasih, Waru, Sidoarjo), terminal utama lainnya adalah Osowilangon di Tambak, Surabaya.
Transportasi umum
Ada berbagai jenis transportasi lokal termasuk: taksi-taksi, shuttle bus, bus kota, Angguna, becak dan kereta komuter. Layanan transportasi online seperti GO-JEK, Uber, dan Grab juga tersedia di Surabaya.
Jembatan Suramadu
Jembatan Suramadu, Jembatan terpanjang di Indonesia
Jembatan Suramadu (berasal dari Surabaya-Madura) menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura di atas Selat Madura. Jalan raya sepanjang 16 kilometer (9,9 mi) telah diusulkan untuk dibangun dari Jembatan Suramadu ke Madura International Seaport-City di desa Pernajuh, distrik Kocah, Bangkalan, Madura dengan biaya sekitar Rp. 60 miliar (US $ 7 miliar). Pelabuhan peti kemas ini dibangun untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Perak yang kelebihan beban di Surabaya. [39]
Olahraga
Kota ini memiliki satu klub sepakbola profesional, Persebaya. Klub ini telah memenangkan Divisi Premier Indonesia tiga kali – dua kali ketika divisi tersebut adalah tingkat pertama dan sekali sebagai tingkat kedua. Fans menyebut diri mereka sebagai Bonek, singkatan dari Bondo Nekat (yang diterjemahkan sebagai “dilengkapi oleh keberanian”). Kota ini adalah rumah dari CLS Knights Indonesia, sebuah klub bola basket yang berpartisipasi dalam IBL (liga bola basket Indonesia) & Asean Basketball League.
Surabaya memiliki stadion multi-tujuan, Stadion Gelora Bung Tomo. Stadion ini sebagian besar digunakan untuk pertandingan sepak bola. Ini adalah stadion rumah baru Persebaya, menggantikan Stadion Gelora 10 November. [40] Itu adalah tempat pertandingan antara Persebaya 1927 melawan kemudian – klub Liga Premier Inggris Queens Park Rangers, yang diselenggarakan pada 23 Juli 2012.
Universitas dan institusi pasca sekolah menengah
Surabaya memiliki beberapa universitas dan institusi utama, termasuk yang memiliki spesialisasi agama atau teknis:
Universitas Airlangga (UNAIR), universitas riset publik besar di Indonesia yang berbasis di Surabaya dan Banyuwangi.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), sebuah institut teknologi publik mengajarkan robotika dan mekanik, dan merupakan pusat Desain Struktur Kapal dan Laut untuk mendukung eksplorasi lepas pantai.
Universitas Negeri Surabaya (UNESA), universitas yang mendidik guru; juga dengan program di bidang Ekonomi, Teknologi, dan Hukum.
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), universitas negeri untuk studi Islam.
Universitas Narotama (UNNAR), Surabaya
Politeknik Teknik Elektro Institut Surabaya (PENS-PPNS), sebuah institusi teknis yang berlokasi di Surabaya.
Adhi Tama Institute of Technology Surabaya, sebuah lembaga yang mengkhususkan diri dalam Studi Teknis.
Universitas Hang Tuah Surabaya, sebuah universitas yang dikelola oleh Yayasan Nala, yang didirikan oleh Angkatan Laut Indonesia.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya, sebuah lembaga yang mengkhususkan diri dalam Pemrograman Komputer.
Universitas Kristen Petra, universitas Kristen di Indonesia.
Universitas Pelita Harapan
Widya Mandala Catholic University (3 kampus), sebuah universitas swasta Katolik di Surabaya dengan fasilitas untuk Studi Kesehatan di kampus ketiga yang baru dibuka di bagian timur kota
Universitas Surabaya, sebuah universitas swasta yang mengajar Farmasi dan Psikologi.
Universitas Bhayangkara, sebuah universitas yang berafiliasi dengan Departemen Kepolisian Indonesia di Jawa Timur.
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, sebuah universitas yang merupakan fakultas kedokteran swasta tertua di Indonesia bagian timur. Didirikan pada tahun 1981, Fakultas Kedokteran didirikan pada tahun 1986.
Universitas Wijaya Putra adalah Universitas Umum yang didirikan pada tahun 1984
Universitas Ciputra, sebuah universitas yang berorientasi pada wirausaha swasta yang didirikan pada tahun 2006 oleh Grup Ciputra.
Sekolah dasar dan menengah
Sekolah internasional meliputi:
Sekolah Antarbudaya Surabaya
Sekolah Jepang Surabaya (ス ラ バ ヤ 日本人 学校)
Sekolah Internasional Taipei Surabaya;印尼 泗水 臺灣 學校) [41]
Sekolah Eropa Surabaya
Sekolah swasta meliputi:
St. Louis Catholic School
Sekolah Katolik Angelus Custos
Sekolah Kristen GLORIA
Sekolah Kristen Petra
Sekolah Kristen IPH
Masakan
Lihat juga: Masakan Jawa
Rujak cingur, khusus dari Surabaya.
Sebagai kota metropolitan, semua jenis masakan Indonesia dan restoran internasional lainnya hadir. Namun, sebagai ibukota Jawa Timur, masakan dari provinsi mendominasi budaya kuliner kota. Masakan Jawa Timur meliputi berbagai buah olahan, keripik temph, Bakpao telo, Bakso Malang, Rawan, Tahu campur lamongan, mie Cwie, tahu takwa, tahu pong, getuk pisang, pecel madiun, wingko, tape, nasi krawu, otak-otak bandeng, bonggolan, kerupuk udang, terasi, petis, Keripik Tempe, tahu tepo, Nasi lethok, sego tempong, sup salad, pecel rawon, Suwar-suwir, tape proll, gaplek, lodho, sate kambing, dan pecel tulungagung.
Surabaya terkenal dengan Rawon, Rojak cingur, Semanggi, Lontong Balap, kerang sate, kerang, dan kue beras.
Rujak cingur: [42] moncong sapi yang diasinkan atau bibir dan hidung (cingur), disajikan dengan sayuran rebus dan kerupuk udang. Kemudian didandani dengan saus yang terbuat dari pasta udang terfermentasi karamel (petis), kacang tanah, cabe, dan rempah-rempah. Biasanya disajikan dengan lontong, kue beras rebus. Rujak cingur dianggap makanan tradisional Surabaya.
Rawon: sup daging sapi gelap, disajikan dengan tauge kacang hijau dan sambal di mana-mana. Warna gelap (hampir hitam) berasal dari kacang kluwak (Pangium edule).
Lontong kupang: lontong dengan kerang kecil dalam saus petis.
Semanggi: salad yang terbuat dari daun semanggi (M. crenata) yang direbus yang tumbuh di sawah. Itu memakai saus kacang pedas.
Harga Sewa Jas Wisuda Surabaya, Persewaan Baju Wisuda Surabaya, Sewa Baju Toga Anak Surabaya, Sewa Baju Toga Wisuda Surabaya, Sewa Baju Wisuda Surabaya, Sewa Jas Untuk Wisuda Surabaya, Sewa Jubah Paduan Suara Surabaya, Sewa Toga Surabaya, Sewa Toga Advokat Surabaya, Sewa Toga Wisuda Surabaya
Harga sewa toga rata rata 35.000/pcs dengan Baju toga Ori bukan kw. topi kami bisa mnggunakan rangka besi dan bukan pake karton atw fiber. barang relatif baru serta berkantong untuk menempatkan handphone. kantong tempat tisu untuk usap tangisan haru saat kelulusan siap kami jahitkan. baju nyaman dan tidak panas saat dipakai. kami juga menyediakan baju toga yang hangat saat di pakai di ruangan berAC dingin luar biasa. warna hitam mengkilap bersih dan berkilau. buktikan saja..!
Menyediakan Toga berbagai Fakultas:
Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya, Fakultas Tehnik, Fakultas Mipa, Fakultas Biologi, Fakuktas perikanan dan ilmu kelautan
Bahkan Pascasarjana.
Menyediakan Jubah Toga Wisuda berbagai jenjang :
perSewaan baju toga wisuda TK, SD, SMP, SMA & Sarjana.
CATATAN:
* stock samir setiap fakultas tidak terbatas bila janjian di jauh jauh hari
* toga laki laki atau perempuan bisa di buat berbeda
* ukuran toga ada 6 tipe (xs, s, m, l, xl, xxl) menyesuaikan ukuran badan penyewa
* boleh diliat dan dicoba dulu. juga bisa ditukar bila baju toga dirasa kebesaran atau terlalu kecil
* di balikin boleh tanpa di cuci
* topitogawisuda dot com
lokasi kami : Jl. Safire Ⅴ, Gemurung, Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61254
dari CV INDO DELTA TEXTIL
Sewa Baju Toga Anak – Sewa Baju Toga Wisuda – Sewa Toga Advokat – Sewa Toga Wisuda
Harga Sewa Jas Wisuda – Persewaan Baju Wisuda Di Surabaya – Sewa Toga
Kabupaten Ngawi
Ngawi adalah sebuah kabupaten (kabupaten) di Jawa Timur, Indonesia. Ngawi dikenal di seluruh dunia karena Pithecantropus erectusnya yang ditemukan oleh Eugene Dubois, seorang Belanda. Ngawi terletak di pusat provinsi Jawa Timur dan provinsi Jawa Tengah. Ngawi juga merupakan gerbang utama untuk masuk ke provinsi Jawa Timur karena ada persimpangan yang menghubungkan Surabaya – Madiun – Bojonegoro – Solo – Jogja – Bandung – Jakarta.
Ngawi memiliki taman sentral terbesar di Indonesia, yang disebut “Alun-Alun”. Ini termasuk West Park dan East Park, yang dipisahkan oleh Jalan Merdeka. Taman Barat terdiri dari lapangan sepak bola, lapangan voli, dan podium upacara di dekat masjid utama. Aula Timur terdiri dari area bermain, dua lapangan tenis, aula basket, area parkir, lapangan futsal, area skater, dan area kuliner “tempat paling favorit dikunjungi oleh Ngawinese”. Balai kota yang disebut Alun-Alun Merdeka terletak di pusat kota Ngawi.
Selain itu, Ngawi juga memiliki terminal bus terbesar di Karesidenan Madiun.
Benteng Van Den Bosch adalah situs bersejarah utama Kabupaten Ngawi. Terletak di pertemuan dua sungai terbesar di Jawa Timur, Sungai Solo dan Sungai Madiun.
Makanan tradisional dari Ngawi dan berasal dari Ngawi adalah Tahu Tepo, Rujak Tahu, Sate Ayam, dan Wedang Cemue. Selain itu juga Kripik Tempe, Gethi, dan Ledre (terbuat dari pisang). Ngawi terutama memiliki agribisnis. Semangkanya terkenal di seluruh negeri.
Iklim
Ngawi memiliki iklim tropis (Klasifikasi iklim Köppen Cfa) dengan musim panas yang panas dan musim hujan. Curah hujan sangat signifikan sepanjang tahun, tetapi jauh lebih berat di sekitar musim panas, terutama bulan Juni dan Juli.
Administrasi
Kabupaten Ngawi terbagi menjadi sembilan belas [2] kecamatan dan 217 desa.
Bawa masuk
Geneng
Gerih
Jogorogo
Karangjati
Karanganyar
Kedunggalar
Kendal
Kwadungan
Kasreman
Mantingan
Ngawi
Ngrambe
Padas
Pangkur
Paron
Pitu
Sinus
Widodaren
Situs Trinil
Museum Trinil
Trinil Museum berjarak sekitar 15 kilometer dari kota Ngawi dan dekat ke Bengawan Solo River. Museum ini berisi koleksi sekitar 1.500 fosil, beberapa di antaranya berusia satu juta tahun. Hingga 2013 hingga 500 fosil belum dapat diidentifikasi. Pada akhir abad ke 19 Eugene Dubois menemukan Pithecantropus eretus di daerah Trinil, dan itu membuat teori evolusi Darwin tidak berlaku, karena manusia diciptakan oleh manusia juga. [3]
Tanda buatan manusia tertua di dunia
Peneliti menemukan di situs Trinil bahwa goresan di kulit kerang air purba Pseudodon vondembuschianus trinilensis yang berusia 500.000 tahun adalah goresan tertua di dunia. Meskipun goresannya mungkin bukan seni, bentuk zig-zag-nya adalah bukti bahwa goresan itu buatan manusia. Kerang clam telah ditemukan pada tahun 1896, tetapi goresan zig-zag ditemukan pada tahun 2014.
Sejarah
Asal usul
Kata Ngawi berasal dari kata awi, bahasa Sanskerta yang berarti bambu dan mendapat imbuhan kata ng sehingga menjadi Ngawi. Dulu Ngawi banyak terdapat pohon bambu. Seperti halnya dengan nama-nama di daerah-daerah lain yang banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang di kaitkan dengan nama tumbuh-tumbuhan. Seperti Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di sekitar pinggir Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang banyak ditumbuhi bambu.[3] Nama ngawi berasal dari “awi” atau “bambu” yang selanjutnya mendapat tambahan huruf sengau “ng” menjadi “ngawi”. Apabila diperhatikan, di Indonesia khususnya jawa, banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang dikaitkan dengan flora, seperti : Ciawi, Waringin Pitu, Pelem, Pakis, Manggis dan lain-lain.
Hari Jadi
Penelusuran Hari jadi Ngawi dimulai dari tahun 1975, dengan dikeluarkannya SK Bupati KDH Tk. II Ngawi Nomor Sek. 13/7/Drh, tanggal 27 Oktober 1975 dan nomor Sek 13/3/Drh, tanggal 21 April 1976. Ketua Panitia Penelitian atau penelusuran yang di ketuai oleh DPRD Kabupaten Dati II Ngawi. Dalam penelitian banyak ditemui kesulitan-kesulitan terutama narasumber atau para tokoh-tokoh masayarakat, namun mereka tetap melakukan penelitian lewat sejarah, peninggalalan purbakala dan dokumen-dokumen kuno.
Di dalam kegiatan penelusuran tersebut dengan melalui proses sesuai dengan hasil sebagai berikut :
Pada tanggal 31 Agustus 1830, pernah ditetapkan sebagai Hari Jadi Ngawi dengan Surat Keputusan DPRD Kabupaten Dati II Ngawi tanggal 31 Maret 1978, Nomor Sek. 13/25/DPRD, yaitu berkaitan dengan ditetapkan Ngawi sebagai Order Regentschap oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tanggal 30 September 1983, dengan Keputusan DPRD Kabupaten Dati II Ngawi nomor 188.170/2/1983, ketetapan diatas diralat dengan alasan bahwa tanggal 31 Agustus 1830 sebagai Hari Jadi Ngawi dianggap kurang Nasionalis, pada tanggal dan bulan tersebut justru dianggap memperingati kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.
Menyadari hal tersebut Pada tanggal 13 Desember 1983 dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Ngawi nomor 143 tahun 1983, dibentuk Panitia/Tim Penelusuran dan penulisan Sejarah Ngawi yang diktuai oleh Drs. Bapak Moestofa.
Pada tanggal 14 Oktober di sarangan telah melaksanakan simposium membahas Hari Jadi Ngawi oleh Bapak MM.Soekarto
K, Atmodjo dan Bapak MM. Soehardjo Hatmosoeprobo dengan hasil symposium tersebut menetapkan :
Menerima hasil penelusuran Bapak Soehardjo Hatmosoeprobo tentang Piagam Sultan Hamengku Buwono tanggal 2 Jumadilawal 1756 Aj, selanjutkan menetapkan bahwa pada tanggal 10 Nopember 1828 M, Ngawi ditetapkan sebagai daerah Narawita (pelungguh) Bupati Wedono Monco Negoro Wetan. Peristiwa tersebut merupakan bagian dari perjalanan Sejarah Ngawi pada zaman kekuasaan Sultan Hamengku Buwono.
Menerima hasil penelitian Bapak MM. Soekarto K. Atmodjo tentang Prasasti Canggu tahun 1280 Saka pada masa pemerintahan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk. Selanjutmya menetapkan bahwa pada tanggal 7 Juli 1358 M, Ngawi ditetapkan sebagai Naditirapradesa (daerah penambangan) dan daerah swatantra. Peristiwa tersebut merupakan Hari Jadi Ngawi sepanjang belum diketahui data baru yang lebih tua.
Melalui Surat Keputusan nomor : 188.70/34/1986 tanggal 31 Desember 1986 DPRD Kabupaten Dati II Ngawi telah menyetujui tentang penetapan Hari Jadi Ngawi yaitu pada tanggal 7 Juli 1358 M. Dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Ngawi No. 04 Tahun 1987 pada tanggal 14 Januari 1987. Namun Demikian tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penelusuran lebih lanjut serta menerima masukan yang berkaitan dengan sejarah Ngawi sebagai penyempurnaan di kemudian hari.[3]
Geografi
Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km2, di mana sekitar 40 persen atau sekitar 506,6 km2 berupa lahan sawah. Secara administrasi wilayah ini terbagi ke dalam 19 kecamatan dan 217 desa, di mana 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan. Pada tahun 2004 berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) wilayah Kabupaten Ngawi terbagi ke dalam 19 kecamatan, namun karena prasaranan administrasi di kedua kecamatan baru belum terbentuk maka dalam publikasi ini masih menggunakan Perda yang lama.
Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7°21’ – 7°31’ Lintang Selatan dan 110°10’ – 111°40’ Bujur Timur. Topografi wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (keduanya termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah), dan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di selatan, serta Kabupaten Sragen (Jawa Tengah) di barat. Bagian utara merupakan perbukitan, bagian dari Pegunungan Kendeng. Bagian barat daya adalah kawasan pegunungan, bagian dari sistem Gunung Lawu.[4]
Pemerintahan
Perwakilan
DPRD Kabupaten Ngawi hasil Pemilu 2014 tersusun dari 10 partai politik, dengan perincian sebagai berikut:
Partai Kursi
Lambang PDI-P PDI-P 15
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 7
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra 5
Lambang PKS PKS 4
Lambang PKB PKB 4
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 2
Lambang Partai NasDem Partai NasDem 2
Lambang PAN PAN 2
Lambang PPP PPP 2
Lambang Partai Hanura Partai Hanura 2
Total 45
Pembagian administratif
Kabupaten Ngawi terdiri atas 19 kecamatan yang terbagi dalam sejumlah 217 desa dan 4 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Ngawi.[butuh rujukan]
Kecamatan Bringin.
Kecamatan Geneng.
Kecamatan Jogorogo.
Kecamatan Karangjati.
Kecamatan Kedunggalar.
Kecamatan Kendal.
Kecamatan Kwadungan.
Kecamatan Mantingan.
Kecamatan Ngawi.
Kecamatan Ngrambe.
Kecamatan Padas.
Kecamatan Pangkur.
Kecamatan Paron.
Kecamatan Pitu.
Kecamatan Sine.
Kecamatan Widodaren.
Kecamatan Karanganyar
Kecamatan Kasreman
Kecamatan Gerih
Transportasi
Kabupaten Ngawi dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, jalur utama Cepu, Bojonegoro-Madiun dan menjadi gerbang utama Jawa Timur jalur selatan. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Bandung/Jakarta, namun tidak melewati ibukota kabupaten. Stasiun kereta api terdapat di Geneng, Paron, Kedunggalar, dan Walikukun. Disamping itu dari jalur tengah yang menghubungkan Solo ke ngawi ada beberapa jalur jalan klas III yang kemudian saling berkait dari paling barat mantingan-sine ngrambe, Gendingan-walikukun ngrambe jogorogo-keutara paron terus ngawi, sedangkan jogorogo ke timur kendal terus bisa ke Magetan, jalur ini sering dipakai sbg jalur alternatif apabila jalur utama mengalami gangguan misalnya banjir, sehingga kendaraan banyak yg melintasi jalur ini. dari kota Ngawi jalur pintas ke surabaya lewat karangjati terus ke caruban / surabaya
Pendidikan
Pondok Pesantren Gontor Putri 1, 2 terdapat di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan , Kabupaten Ngawi, yakni di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah. Ada juga Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3 yang terletak di Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi yang berjarak sekitar 6 km dari Gontor Putri 1 dan 2.
Secara umum bidang pendidikan masih didominasi oleh sekolah negeri, terutama tingkat dasar. SD Negeri tersebar di semua desa melalui program SD Inpres.
Sementara SMP Negeri masih terpusat di kota-kota kecamatan. Dan yang menjadi favorit masih di area dalam kota seperti SMPN 1, SMPN 2, SMPN 4 dan SMPN 5. Meski begitu kualitas pendidikan tingkat menengah pertama di daerah tidak juga kalah. Seperti SMPN 3 Paron dan MTsN Paron yang juga sering mengharumkan nama Kabupaten Ngawi.
Belum di semua kecamatan terdapat SMA Negeri. SMA Negeri 1 Ngawi dan SMA Negeri 2 Ngawi merupakan sekolah favorit di Kabupaten Ngawi. Nomenklatur SMA di Kabupaten Ngawi yang masih menggunakan nama lokal kecamatan membuat dua sekolah ini yang populer di masyarakat. Sehingga sekolah yang menggunakan nama kecamatan kebanyakan mendapatkan input siswa dari kecamatan bersangkutan. Ini menunjukkan pemerataan pendidikan di Kabupaten Ngawi masih belum merata dan hanya terpusat di dalam kota saja.
Kebanyakan siswa di Kabupaten Ngawi melanjutkan pendidikan tinggi ke luar kota seperti Malang, Surabaya, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Jakarta, Bandung dan Bogor. Mahasiswa dari Kabupaten Ngawi ini tergabung dalam organisasi FORSMAWI INDONESIA. Yang memiliki kegiatan di bidang pendidikan dan sosial.
Meskipun begitu terdapat juga perguruan tinggi di Ngawi. Yang paling populer di antaranya Universitas Terbuka, Universitas Soerjo, STKIP PGRI NGAWI, Akademi Keperawatan dan STAI Ngawi yang kini berganti nama menjadi STKIP Modern Ngawi.
Objek wisata
Sedangkan tempat rekreasi yang ada saat ini adalah Wisata Air Terjun Pengantin yang terletak di dusun Besek Desa Hargomulyo Kec. Ngrambe, pemandianTawun, Waduk Pondok, Air terjun Srambang, serta kebun Teh Jamus yang berhawa sejuk dan terdapat Kolam Pemandian di sekitar Perkebunan Teh tersebut. Perkebunan Teh ini terletak di Kecamatan Sine, Selain Kebun Teh Jamus di Kec. Sine, selain teh di kecamatan sine ada pula perkebunan karet yang dikelola oleh PTP XXIII Tretes Juga ada Bendungan Ndorjo yang lokasinya di Desa hargosari Dsn. Gondorejo. Selain itu terdapat juga situs purbakala Trinil yang menyimpan fosil Pithecanthropus erectus (Manusia kera berjalan tegak) pertama kali ditemukan oleh arkeolog Belanda bernama Eugene Dubois.
Gunung Liliran merupakan objek wisata ziarah yang terkenal bagi masyarakat Jawa. Pada bulan Muharam (Syura) para peziarah berdatangan ke puncak bukit pada siang dan malam hari. Sebagian dari mereka bersemadi di beberapa gua atau berziarah ke Makam Joko Buduk. Pemandangan dari puncak bukit memang sangat indah berupa pesawahan dan sungai yang meliuk ke arah utara menuju Bengawan Solo. Sayang hutan di Gunung Liliran tidak indah lagi karena tanaman pinus yang dikelola Perhutani kini banyak ditebangi.
Di daerah ini terdapat Benteng van Den Bosch yang digunakan oleh Belanda sebagai strategi Benteng Steelsel dalam upaya mempersempit ruang gerak Pangeran Diponegoro dalam perang gerilya. Benteng ini sekarang terbuka untuk umum. ada pula Situs Arca Banteng tepatnya di Dusun Reco Banteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi terdapat pula Taman Bermain Anak yang berlokasi di pusat pemerintahan Kabupaten Ngawi
Air Terjun Watu Jonggol Obyek Wisata Anyar Di Kabupaten Ngawi, Untuk perjalanan menuju Wisata Sumber Air Kamulyan Watu Jonggol dilalui dengan melewati jalan pedesaan di mana kanan dan kirinya sebagian besar adalah sawah dan kebun pertanian. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan menyusuri lereng kaki gunung Lawu dengan kondisi jalan yang terkadang meanjak curam dan terjal. Sebelum menuju ke Sumber Air Kamulyan Watu Jonggol, pengunjung dapat menikmati indahnya pemandangan hutan yang berada di sisi jalan. Setelah melakukan perjalanan dengan pemandangan hutan yang eksotik dan melewati sederetan batu yang tertata alami maka akan terlihat tumpukan batuan alam yang tersusun secara artistik seperti keluar dari permukaan tebing dengan air terjun yang mengalir deras kebawah secara begitu indah.
Selondo, salah satu tempat wisata yang masuk Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo. Selondo Village yang menempati areal seluas 3 hektar ini dilengkapi berbagai fasilitas seperti kolam renang, tempat pertemuan, restoran dan beberapa kios yang menjajakan hasil khas masyarakat sekitar termasuk hasil agrobisnis berupa sayur mayur.
Hot springs in ngawi: Sumber air panas diyakini bisa sembuhkan penyakit, terletak di Tempuran, Paron ini juga patut didatangi.
Monumen Soerjo (Suryo) yang dibangun pada tahun 1975 lalu dan diresmikan oleh May-Jen TNI-AD Witarmin , terletak di jalan raya Ngawi-Solo Km 19, tepatnya masuk wilayah desa Pelanglor Kec. Kedunggalar Kab. Ngawi. Disamping guna mengenang gugurnya Gubernur pertama Jawa timur oleh keganasan PKI,banyak pula yang berdatangan untuk berziarah
Hargo DumilahSuasana yang asri itulah terlihat dari kolam pemandian Hargo Dumilah yang berada di lereng utara Gunung Lawu tepatnya di Desa Setono, Kecamatan Ngrambe, Atau berada di sebelah selatan Kota Ngawi yang berjarak 30 Kilometer. Kerindangan pohon jati yang berjajar ditepi kolam menambah anggunnya suasana kolam pemandian Hargo Dumilah. Apalagi berlatar belakang Gunung Lawu dan areal persawahan, cukup sudah alam yang natural melengkapi keindahan sekaligus memberikan nuansa tersendiri bagi para pengunjungnya untuk berelaksasi bersama keluarga.
Tokoh
Umar Kayam, budayawan
Didik Nurhadi, seniman lukis
Dhalang Poer, seniman lokal
Sri Edi Swasono, ekonom
Sri Bintang Pamungkas, politikus
Hermawan Sulistyo, pengamat politik
Ratih Sanggarwati, peragawati
Radjiman Wedyodiningrat, pahlawan nasional, juga pernah menetap di Ngawi hingga akhir hayatnya
Koeshartoyo, pahlawan lokal yang sangat berjasa dan akhirnya dijadikan nama salah satu jalan di kota Ngawi
Pelawak Kirun, Topan, dan Leysus memiliki kaitan dengan Ngawi
Prijanto, wakil Gubernur Jakarta 2007-2012 juga berasal dari Ngawi
Everardus Snethlage, pemain sepak bola Belanda
Cees ten Cate, pemain sepak bola amatir Belanda
Justus Pieter de Veer, seniman Belanda
Sudigdo Adi, guru besar pada Unpad dan anggota DPR RI
Harjoko Sangganagara, kolumnis dan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat
Suharmono Tjitrosoewarno, wartawan senior Pikiran Rakyat Bandung
Anwar Hudijono, wartawan Kompas
Widyo Nugroho Sulasdi, guru besar Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB
Herlinatiens, novelis
Otto Heinrich Julius Muller von Czernicki, perwira militer Belanda
Brianata Rosadhi, Atlet Jui Jitsu Internasional
Mohammad Sahrul Kurniawan, Mantan Timnas U-19 Indonesia
Makanan khas
Makanan Khas Asli kota Ngawi Adalah Tepo Tahu (Pertama kali di buat oleh Bp Palio), kemudian Wedang Cemue. karena rasanya yang enak banyak tempat lain mengklaim cemue berasal dari daerahnya, tapi Cemue adalah benar-benar Asli kota Ngawi, Sate ayam Ngawi juga mempunyai rasa yang berbeda dengan sate ayam daerah lain. Selain itu makanan ringan semacam Kripik tempe, ledre, dan Geti banyak terdapat di Ngawi, Nasi pecel Ngawi juga memiliki rasa yang khas berbeda dengan nasi pecel di kota lain.
Wisata kuliner
Di Ngawi terdapat berbagai franchise penjual makanan, dan juga makanan favorit di Ngawi, yakni tempe keripik yang dapat ditemukan di warung makan, restoran, dan warung rokok.